Setelah selesai acara dengan klien, Rafa melipat kemeja dan celananya.
"Mas, ingat pesan Oma, salat," ajak Rafa mengingatkan Andra yang memang malas.
"Iya, kamu duluan gih," ujar Andra menata berkas dan tumpukan map.
"Aku tidak percaya aku tidak mau terlibat dosa kecil, kalau aku tidak dapat amanah dari Oma, aku akan pergi, tapi kali ini Oma, benar-benar menerorku, lihat ini," Rafa menunjukkan vidio call yang sudah satu jam dorasinya.
Gambar Omanya mengepalkan tangan ke Andra, Andra mengangguk.
"Sudah matikan Oma vcnya, untung banyak uang hingga vidio call lama tanpa bicara, aku salat, ayo Raf. Kamu ini, malas banget," ujar Andra melempar candaan ke adiknya.
Keduanya berjalan ke mushola kantor, melihat bos melaksanakan salat semua heran, dan saling berbisik.
"Pemuda culun itu hebat banget bisa bujuk Bos salat, jabatannya tinggi pula, siapa sih," tanya seorang gadis cantik.
"Entahlah, ayo solat dulu," ajak temanya.
Setelah selesai Rafa masih duduk di atas sajadah dan Andra kembali ke ruangan, dia membersihkan diri di kamar mandi, tidak lama dia keluar dan berpakaian sangat rapi, pesonanya selalu menarik perhatian para pekerja wanita.
Dia menaiki mobil mewahnya sampai melihat acara itu, Andra mengela napas lalu turun dari mobil. Kilau dan sangat indah ruangan itu berhias bunga putih dan mawar merah, dipenuhi kemewahan yang sangat glamor. Andra dengan wajah malasnya membawa bunga dan kado, pria itu sangat keren dengan jam tangan di pergelangannya yang jelas cukup mahal.
Harum farfum darinya juga menarik mata gadis yang berada di acara pernikahan itu.
Sudah dari tadi saat Andra melangkah masuk ke dalam Hotel bintang lima itu, dia menjadi pusat perhatian mata para wanita selalu tertuju padanya, dia memang sangat keren, coll dan kaya raya.
"Andra ...." panggil wanita dengan dres merah yang sangat seksi.
'Aduh mantan paling matre datang juga, huh ... Paling males deh, eke,' batinnya lalu pergi dan berusaha tidak mendengar.
Pengantin pria menghampiri Andra, "Hai brow, Andra," panggilnya, Andra menoleh mereka berpelukan, keduanya berjalan ke pelaminan.
"Mana istrimu Fin?" tanya Andra, Fino menunjuk gadis dengan gaun indah dan seksi yang berdiri dengan tiga temannya,kedua pria itu berjalan menghampiri pengantin wanita.
"Bia ...." panggil Fino, Andra merunduk membersihkan sesuatu di jasnya.
"Hai," sapa Andra menaikan wajah tidak disangka dia dikejutkan oleh pengantin wanitanya.
'Hamma ... Dia kan Bia gendut adik kelas yang pernah naksir aku, kok bisa selangsing ini,' batin Andra, Andra menyodorkan kado dan bunganya.
"Selamat," pemuda ini biasa saja.
"O ... Terima kasih," ujarnya keduanya berjabat tangan.
Plokkk!
"Dasar pria kurang ajar!" wanita berdres itu menampar Andra dengan keras, semua para tamu menyaksikan itu.
"Apa? Dan siapa kamu?" tanya Andra berpura-pura tidak mengenal mantan pacarnya.
"Dasar ya, habis kau renggut kesucianku, kau melupakan ku? Ha ... Ini Anakmu kenapa sih semua pria itu sama, munafik, aku minta tanggung jawabmu!!!" ucap wanita dengan marah dan menangis.
"Tidak usah drama deh, aku bisa menuntutmu dan membuktikan jika anakmu itu lahir," tegur malas dari CEO itu sambil memegang pinggir bibirnya, pria itu lalu menggambil gelas dan mengguyur wanita itu.
"Kalian keluar dari sini, jangan merusak pernikahanku!" teriak pengantin wanita,Andra tidak ambil pusing.
"Selamat bro," ujarnya lalu melangkah cepat, wanita itu menyusul Andra namun karena hak tinggi dia terkilir karena tidak dapat menjaga keseimbangan. Semua tamu masih tercengang dan masih bergosip soal Andra.
Pria itu naik mobil dan bergegas pulang, melaju dengan kecepatan tinggi dia marah dan kesal. Tidak lama mobil pun akhirnya sampai di rumah, dia segera masuk, melihat dan mendengar siaran live di televisi, Andra menghentikan langkah, dia hendak melangkah.
"Andra ... Sini duduk," pinta Omanya, Andra menghembuskan napas lalu duduk di samping Omanya.
"Siapa dia?" tanya Omanya lalu mematikan televisi.
"Yang mana? Kan Oma menunjuk lalu menekan of, ya tidak terlihat," jawabnya sambil mengambil buah apel lalu mengigitnya.
"Wanita yang mengaku hamil, dan itu Anakmu, benar?" tanya Omanya.
"Oma ... Wanita seperti itu hanya mengincar harta, sudahlah Oma ... Jangan lagi memikirkan yang tidak perlu di pikirkan. Dan ... Apelnya enak," jelas Andra. Omanya menangis tersedu-sedu. "Ya Allah ... Wanita keriputku, jangan menangis percaya sama aku, aku tidak melakukan apa pun, eke masih suci Oma, masih perawan, eh perjaka," ujarnya bercanda tapi Omanya tidak bergeming,Andra melihat kemarahan, dia mendekat dan meletakkan apel lalu memeluknya.
"Oma ... jangan menangis," rayunya.
"Kamu panggil kamu eke, kamu tulen tidak sih? Hek hek hek. Kamu itu laki-laki pecinta wanita atau ...."
"Astagfirullah ... Oma maragukan barang milikku?" tanyanya melepaskan pelukan dengan mengerutkan kening.
"Ya, iya, habisnya kamu tidak mau menikah, tidak pernah bawa wanita ke sini, Oma ya ... Curiga, apa bisa berdiri tegap barangmu itu?" tanya Oma dengan marah.
"Ya Allah ... Oma malulah, ini nanti untuk istriku, tapi ... tunggu sampai aku jatuh cinta ya," jelasnya Omanya semakin tersedu-sedu.
"Ya Allah Hek hek hiks, apa salah hamba kenapa cucu hamba yang satu ini bandel, cuma nikah saja keberatan pol," keluh Omanya.
"Baiklah besok kurang delapan belas jam, setelah lamaran langsung nikah, puas Oma, jangan nangis lagi," ucapnya berdiri lalu berlari ke kamar, sampai tangga atas dia melihat Omanya yang ke girangan.
"Air mata buaya, Oma. Sudah tua jangan banyak bohong Oma," tegurnya menggeleng-ngelengkan kepala tersenyum lalu masuk ke kamarnya.
Andra berbaring tengkurap lalu membuka ponselnya, melihat foto gadis cantik manis entah siapa itu. Gadis manis tanpa make up itu sangat natural tapi juga mempesona.
"Nayla ... Kemana kamu aku masih menunggu, menunggu dan menanti selama tujuh tahun ini, namun tetap tidak ada kabar darimu, Nayla aku akan menikah dengan gadis yang bernama Rosiana yang belum pernah ku lihat gambarnya, penantianku untukmu sudah habis namun cintaku padamu semakin mekar, aku tidak bisa melupakanmu. Nayla kamu mantan terindah, yang pergi entah kemana, aku mencarimu namun tidak berhasil menemukanmu. Andra ...." Andra melumah lalu bangun dan berjalan ke kaca, dia membuka tirai.
"Menunggu dan menanti tanpa tau pasti, mengharapkan sesuatu yang tidak mesti, Andra ... jangan sampai kamu melukai Rosiana nantinya, bagaimana caranya ... Aku sudah berjanji namun aku tenggelam didalam kisah masalaluku, aku masih terperangkap kenangan dari mantanku, Andra ...." Dia meremat kepalanya.
Pria itu melepas jas dan kemeja lalu memakai kaos dan celana olah lara, dia turun dan makan. Melihat suster Ariana sedang menyiapkan makanan sehat untuk Omanya.
"Hekm, maaf ya kalau Oma jail, memang suka begitu, mohon di maklumi," ujarnya lalu menarik kursi.
"Iya Pak,"
"Aduh ... Bang saja ya, aku memang tua tapi bukan bosmu kan, panggil saja Bang," jelasnya lalu makan.
"Hai Mas," datang pemuda keren dengan cukuran rambut yang membuat Andra tertawa terbahak-bahak.
Bersambung.