Sepasang sejoli yang saat ini menggunakan seragam sekolah itu pun menaiki lift menuju atap gedung sekolah.
Beberapa saat kemudian, kini kedua nya telah sampai di tempat tujuan. Ayra menghela nafas panjang sebelum membuka pintu yang terbuat dari besi tersebut untuk menuju atap sekolah. Kini dalam hati ia sangat merindukan tempat itu, tapi ia tak dapat berdusta ia juga merasa sangat begitu sedih, karena dulu tempat itu adalah tempat untuk nya bertumpu saat mengingin kan ketenangan, dan menghindari bullyan dari para murid yang sangat tak berperasaan terhadap nya.
"Ayra, ayo." ajak Leo yang kemudian membuka pintu dengan lebar, memperlihat kan segala nya, kini mata Ayra mulai mengeluar kan cairan bening kembali. Dengan langkah pelan ia mengikuti Leo yang kini sudah melangkah lebih awal.