"Baik Revan." Bu Maya akhir nya hanya bisa memegangi jaket yang Revan pakai, beda jauh dengan yang ada di pikiran Revan, sebenar nya ia berharap bahwa guru nya itu akan memeluk nya dari belakang, namun semua itu hanya pikiran Revan yang terlalu jauh.
Motor pun melaju menelusuri jalan raya yang begitu ramai, dengan jantung yang berdebar-debar, Revan pun mencoba tetap tenang, ia takut debaran jantung nya terdengar oleh Bu Maya, ia berusaha untuk menyembunyi kan perasaan nya bagaimana pun cara nya.