"Oh iya, kemarin Ayra terlambat kak, Ayra di hukum di depan gerbang sekolah, bukan bolos loh ya." ucap Ayra mencoba menjelaskan pada Leo bahwa diri nya tidak bolos di jam pertama, ia tidak ingin Leo menilai diri nya sebagai murid yang nakal dan suka membolos.
"Kenapa memberi tahu ku ?" kata Leo datar, sembari mengayuh sepeda nya.
"Ayra tidak mau kak Leo mengira Ayra bolos sekolah." jawab Ayra dengan suara kecil nya yang terdengar manja.
Leo hanya tersenyum dan terus mengayuh sepeda tersebut, hingga mereka di kagetkan oleh sebuah motor yang mendahului mereka, motor tersebut memainkan gas nya saat tepat beriringan dengan Leo dan Ayra.
"Siapa dia ?" tanya Leo.
"Itu ka Rio, kakak kelas kita." jawab Ayra yang kini mengenali motor tersebut.
"Rio ?" Mendengar nama itu, ia teringat akan cerita Revan, dimana Rio lah yang membully Ayra selama ini, siswa paling berpengaruh di sekolah nya.