Chereads / DALAM PENANTIAN / Chapter 2 - SI USIL Nina

Chapter 2 - SI USIL Nina

"jika tak kau temukan cinta, biarlah cinta yang menemukanmu. kau hanya perlu mempersiapkan hatimu untuk dua kemungkinan antara bahagia dan kecewa"

Cinta itu dekat, bahkan sedekat urat nadi, hanya saja kita kerap menjauh dari cinta yang esa dan memilih cinta yang semu, namun ia tetap setia dekat sampai kita sadar cinta-Nya itu nyata.

Aku bejalan menyusuri koridor kelas saat aku tengah asyik dengan fikiranku Nina sahabatku mengejutkanku dan hampir saja handphone ku jatuh, untung saja Allah masih menjadikan ini rizki untukku.

Nina adalah sahabat karibku sedari duduk di bangku SMP aku tak pernah menyangka persahaban kami sapai sejauh ini dan ketika di pesantrenpun ia adalah sahabat yang sudah ku anggap seperti kakakku sendiri, tak jarang pundaknya menjadi saksi bisu kala sedih dan dalam keadaan gamang, aahh jika dihitung mungkin sudah puluhan kali aku menangis di pundaknya tapi ia sedikitpun keberatan dan yang kusuka ketika aku mengeluh padanya adalah ucapannya yang bijak dan tepat dan bagiku ia seperti malaikat tak bersayap ke empat setelah ibu, ayah dan kakakku dan Nina adalah anak pertama sedangkan aku anak bungsu jadi wajar saja bila aku dan Nina layaknya adik dan kaka.

"cieeeee ibu guru, tadi dianterin sama siapa hayooooo" ucap Nina menggodaku

"walaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh"

"eh iya lupa assalamu'alaikum ibu guru cantik"

"telat ih ucap salamnya"

"yaelah salah lagi kan aku, eh tadi tuh siapa? Hayoo siapa? Calon suami mu yah ma hahah"

Nina memang seperti itu mempunyai rasa ingin tau yang tinggi alias kepo tapi alhamdulillah keponya Nina dalam hal yang positif, karena Nina sangat ingin tau tentang siapa yang mengantarku tadi naluri jailkupun muncul aku goda saja dia

"ih ih ko kepo yah, pengen tau aja apa pengen tau banget atauu....."

"hmmm yaudah cuma pengen tau ko, kalau bener itu calon suamimu ya aku seneng dong karena sahabtku ini gk jomblo lagi"

"hahahahah" akupun tertawa mendengar ucapan Nina dalam hatiku berkata dasar jomblo gk tau diri jomblo ngatain jomblo

"Nin, ko kamu lucu yah dasar jomblo, masa jomblo ngatain jomblo, lagian nih yah kalau misalkan itu calon suami ku kasian dong kamu bakalan jadi jomblo ngenes kau tinggalin nikah" aku kembali tertawa melihat ekpresi wajah Nina

"hmmm iya juga sih tar aku gada temen rebutan martabak dong hahahha, eh tapi itu siapa Ma ?"

"yang kamu maksud tuh yang bonceng aku tadi ?"

"bukan, yang ngumpetin sendal kamu di masjid, ya iyalah Asma sayang" Nina mulai naik pitam dan pada saat itulah aku semakin suka untuk menggodanya

"jadi beliau itu namanya ka Ihsan, beliau itu guru juga di tempat aku ngajar makanya aku mau di bonceng sama dia, jadi ceritanya tuh ban motorku itu pecah dan jauh banget dari bengkel, dan alhamdulillah ada ka Ihsan lewat nyamperin aku dan nolongin aku, kebetulan ka ihsan mau bimbingan jadi yaudah deh aku ikut beliau jadi gitu ceritanya"

"oooohhhh" ucap Nina yang hanya berohh ria.

Berbincang dengan Nina di sepanjang koridor membuatku tak sadar bahwa aku sudah berada di bibir pintu ruang kelasku alhamdulillah berkat pertolongan ka Ihsan aku tak terlambat dan perkuliahan hari ini berjalan lancar seperti biasanya, hingga tak terasa waktu menunjukan bahwa sekarang pukul 17:45 uhhh hari yang sangat melelahkan bagiku tapi ini tak seberapa dibandingkan dengan lelahnya perjuangan ibu dan ayah untukku, aku berjalan menuju masjid hendak menunaikan ibadah solat magrib karena ku fikir jika aku pulang sekarang maka aku akan magrib di jalan lagi pula aku bingung karena sepeda motorku masih di bengkel.

Setelah selesai sembahyang magrib aku sempatkan untuk membaca al-qur'an walau hanya satu halaman, setelah aku rampung membaca aku dengar lantunan kalam cinta yang begitu merdu, indah nan menenagkan hati, aku jadi penasaran siapa pemilik suara merdu itu, karena penasaran akupun turun ke bawah dan melewati tempat solat ikhwan dari baju yang dikenakan aku seperti mengenalinya.

oh masyallah ternyata pemilik suarang syahdu itu adalah ka Ihsan, masyallah sungguh lantunan kalam cinta yang terukir dari lisannya membuatku terhipnotis tanpa ku sadari aku terpaku dengan suaranya. Masyallah. Sungguh tanda-tanda maha cinta itu memang indah, sangat salah bila kita menjauh dari-nya.

BERSAMBUNG…

Jangan lupa kritik dan sarannya yah ( tapi komentarlah dengan baik dan santun ( ok terimakasih sudah mampir ke tulisanku semoga bermanfaat dan tetap jadikan Al-Qur'an sebagai bacaan utama