"Mengapa kau ingin aku menutup kasusnya? Bukankah kau bilang dia sudah seperti saudara untukmu?" Kalimat itu masih melekat jelas di dalam jejak memori ingatan Ritter Lim. Sejauh apapun ia ingin pergi melayang dan melupakan semua yang terjadi hari ini, tetap saja semuanya masih basah di dalam ingatannya untuk saat ini.
Segelas amstel terus saja masuk ke dalam tenggorokan pria itu. Bukan hanya ingin membasahi tenggorokannya dan memenuhi perutnya yang sedang kosong, akan tetapi Ritter Lim ingin membuat bir lokal ini menjadi penolong utama untuk menghilangkan ingatan mengerikan yang ada di dalam otaknya. Tetes darah Nyonya Stella masih melekat jelas di dalam ingatannya. Luka tusuk dan goresan pisau juga benda tajam lainnya itu masih jelas bisa ia lihat di dalam bayang-bayang kejadian pagi tadi. Ia menangis meratapinya. Kemarin malam seakan baru saja dirinya bertemu dengan Stella sebelum wanita itu dinyatakan tewas mengenaskan di dalam bangunan Ge Sketchbook Company.
