Sepasang netra itu tajam menitik pada perawakan tubuh seorang gadis yang masih berbalut selimut tebal di atas ranjang. Sesekali ia menggeliat kasar dengan erangan lirih untuk mengekpresikan betapa lelahnya ia kemarin malam. Udara dingin dari pendingin ruangan di sudut kamarnya masih menyala. Cahaya sang surya tak dibiarkan merambah masuk ke dalam ruang kamar sebab tirai tak kunjung dibuka. Malas, adalah sifat yang paling dibenci oleh Aleta pada putrinya itu. Ovra tak seperti gadis baik yang diberitakan di luar sana. Pergi tanpa pamit, pulang larut malam, bahkan menginap di tempat teman tanpa memberi tahu ibu kandungnya adalah cara gadis itu menikmati masa mudanya. Ovra hilang selama dua hari lebih beberapa jam. Tak ada kabar dari gadis itu yang bisa membuat Aleta memantaunya.
"Nyonya Aleta, Anda bisa pergi ke lokasi syuting sekarang. Aku yang akan mengurus—"
