"Maaf, Nyonya Edaurus ... aku menolak tawaran baikmu itu. Aku bukannya tak ingin menjalin hubungan baik denganmu, Nyonya. Aku juga tak bermaksud untuk menjauhkan dirimu dari anak ini. Kalian boleh menjenguknya sesekali, kalian bahkan boleh menginap jika mau. Aku tak akan keberatan dengan semua itu, Nyonya. Namun, untuk ide itu ... aku tak bisa menyetujuinya." Luna menjelaskan. Ia menatap wanita tua yang kini diam membisu sembari terus tersenyum ramah kepadanya. Tak banyak yang bisa diberikan untuk Luna saat ini, gadis itu menolak tawaran baiknya mentah-mentah. Nyonya Edaurus tak bisa memaksa, semua itu adalah murni keputusan Luna. Toh juga, ia tak bisa berbuat jahat pada gadis yang dicintai sang putra. Baginya, Luna adalah cahaya baru untuk meneruskan pewaris keluarga mereka.
"Sekali lagi, aku minta maaf, Nyonya. Aku tak bermaksud untuk menyakiti hatimu. Namun, anak ini butuh seorang ayah suatu saat nanti."