Sepasang mata itu tajam mengarah pada pergerakan tangan pria gempal dengan seragam pekat yang membuatnya begitu agung dan dihormati oleh semua orang yang menghadiri sidang pagi menjelang siang ini. Kasusnya dipercepat, meksipun Natal datang tetapi Elsa meminta untuk membuat semuanya segera diproses dengan hasil yang memuaskan. Sesuai dugaan wanita itu. Ketokan palu hakim sudah terdengar untuk yang ketiga kalinya. Semua menghela napasnya untuk keputusan yang dijatuhkan pada gadis malang yang duduk di kursi tersangka. Pandangan matanya tak teralih pada siapapun. Ia terlalu malu untuk mengangkat wajahnya saat ini. Ovra juga tak kuasa melihat sang Ibunda yang duduk di sisi sana. Tentunya wanita itu sudah lelah mengurus ini itu untuk membuat dirinya keluar dari dalam penjara. Wanita itu bahkan memohon dan berlutut di depan Elsa dengan menurunkan harga dirinya. Akan tetapi, semuanya sia-sia saja.