Kaca besar menjadi sekat di antara kedua manusia yang saling tatap satu sama lain itu. Tak ada suara sejenak hingga mengijinkan hening dan sepi datang memeluk keduanya. Pria dewasa berwajah tampan itu datang ke dalam bangunan penjara tempat Tuan Emo ditahan. Ia menunggu sejenak sebelum akhirnya bisa melihat wajah tampan pria bertubuh gempal itu. Wajahnya sedikit pucat dengan badan yang tak segempal dulu lagi. Baju khas seorang tahanan menghias di atas tubuhnya. Menjadikan keadaannya terlihat begitu menyedihkan untuk dipandang oleh kedua mata telanjang. Tuan Ge tak henti-hentinya menghela napas kasar sembari menundukkan pandangannya. Ia belum siap untuk berbicara dengan pria baik di depannya itu. Tuan Emo masih setia dalam diam sembari terus menunggu Tuan Ge untuk menyapanya pagi ini. Dirinya sudah tersenyum manis tadi. Bahkan sempat suara beratnya terdengar parau memanggil nama mantan bosnya itu. Namun, Tuan Ge tak menggubrisnya. Pria itu memilih dan bungkam tak bersua.