Tuan Ge menatap wanita yang kini mulai meletakkan tubuhnya di atas sofa sudut ruangan. Ia duduk dengan rapi menyilangkan kakinya sembari terus memberikan tatapan tajam untuk pria yang ada di depannya itu. Kiranya Ge bisa menebak dengan benar, Nyonya Adelia Grace datang ke ruangannya siang ini bukan dengan hati yang sejuk dan damai. Ada kemarahan yang ia berikan di balik tatapan itu. Tuan Ge benar-benar sudah menarik emosinya untuk naik ke atas ubun-ubun.
"Kau sudah gila rupanya, Ge!" Ia kembali berucap. Tak ada kata yang lebih pas untuk mendeskripsikan putra tirinya itu saat ini. Ge masih kokoh dalam bungkamnya. Ia terus mengabaikan kemarahan Nyonya Adelia Grace yang mulai menggebu dan menggila.