"Mau jadi kekasihku?"
Damian melepas genggaman jari jemari Luna dari pergelangan tangannya. Ia mulai menghela napasnya kasar sembari menundukkan pandangannya. Damian gila, ia benar-benar gila! Bukankah seharusnya ia mengangguk dan memeluk gadis yang ada di depannya itu? Namun, entah mengapa hatinya enggan melakukan itu. Ia menatap Luna dengan penuh rasa iba. Tubuh gadis di depannya itu kacau! Benar-benar kacau dengan wajah semrawut seperti itu. Polos, pucat, dengan wajah natural yang apa adanya. Tatapan Luna pun lain. Tak seperti tatapan-tatapan yang dulu sering ia berikan pada Damian. Seruntuh apapun hati Luna saat itu, gadis ini masih bisa tersenyum untuk menutupinya. Ia masih bisa menjadi seseorang dengan wajah yang cantik dan ceria. Akan tetapi hari ini, Damian melihat Luna yang lain. Senyum tak menghias di atas paras cantiknya. Tak ada binar kebahagiaan juga tak ada rasa nyaman di dalam ekspresi wajah itu.