"Putrimu yang mana yang akan dinikahi oleh William, Mr. Alex?" Pria itu menyela keheningan yang ada. Dentingan suara garpu dan sendok yang beradu mulai memelan. Tak ada yang menyantap makanan selepas Tuan Ge menanyakan hal itu. Dua pasang mata menatapnya dengan lekat.
Mr. Alex mulai tersenyum ramah. Ia melirik pria muda yang hanya diam sembari terus menatap ke arah Tuan Ge. William tahu, pria ini mengenali dirinya. Malam itu memang gelap, tetapi ia yakin ingatan seorang pebisnis seperti pria bertubuh kekar dengan balutan jas mahal ini sangatlah kuat. Ia hanya sedang berbasa-basi untuk mempermainkan dirinya saja. Tuan Ge mencoba untuk memancing emosinya.
"Putrimu yang pertama?" tanyanya lagi.