"Mengapa kau membunuhnya?" Suara itu lirih menyela. Bersama dengan dentingan sendok yang beradu membentur kasar permukaan cangkir kopi panas yang ada di depannya saat ini. Malam berlalu. Kini kembali fajar menyapa dengan riang gembira seakan sedang menghina siapapun yang bersedih dan berduka pagi ini. Udara tak lebih hangat dari biasanya. Pemanas ruangan selalu menyambut pagi dengan seduhan kopi atau kalau-kalau malas menyeduh bubuk, tinggallah teh celup dengan potongan kayu manis di atasnya. Roti kering menjadi peneman untuk berbincang pagi sembari menikmati apa yang disuguhkan oleh alam. Pemandangan yang biasa memang. Namun, bagi Kim Chae Won inilah pesonanya! Lebih tenang dan damai ketimbang dirinya tinggal di Korea Selatan.