Zahra tidak fokus saat guru memanggil namanya.
"Zahra! Kamu itu pendiam tapi tidak pernah memperhatikan pelajaran. Sana lari di halaman tiga puluh kali!" seru guru yang sudah tidak sabar dengan tingkah Zahra.
Zahra yang santai menuruti sang guru. Tiada lelah baginya, setelah berlari dia lanjut menulis lagi.
****
Lea tampak serius mendengarkan Deril, " Karena aku tau inilah salah satu konsekuensi yang harus aku terima. Tapi untungnya aku baik baik saja karena pertolongan dari Allah. Juga aku yakin, aku harus bertahan hidup di sela sela rasa sakit itu. Karena ku tau, ada seorang gadis manis yang tengah menungguku di sana."
"Mungkin kau tidak tau atau mungkin kau tidak ingin tau. Tapi yang jelas, aku menjalani konsekuensi itu dengan rasa yang campur aduk. Tidak beda jauh dengan kau yang menungguku di disana tanpa kabar dan juga kejelasan."
"Dengan tekat kuat, aku ingin segera mengunjungimu di Indonesia dan juga melamarmu.