Aku masih terbiasa dengan kenyataan bahwa dia adalah naga yang besar, bergigi, dan lapar seukuran bus. Aku masih tidak menganggapnya sebagai Zavier sang naga yang berubah menjadi manusia, tetapi sebagai Zavier sang manusia dengan kulit emas dan cakar jahat. Dalam wujud naganya, wujud pertempurannya begitu dia menyebutnya, aku tidak bisa melewati malam yang mengerikan itu ketika dia kehilangan akal sehatnya dan menyeretku melewati kota. Di kepalaku, ketika dia dalam bentuk ini, dia adalah binatang yang sedikit gila, dan aku khawatir tidak perlu banyak baginya untuk berbalik lagi.
Aku harus lebih mempercayainya, tetapi kepercayaan adalah salah satu hal yang aku akui tidak ahli dalam hal itu.