-JESICA-
Aku meraih Mhal, bersemangat. "Itukah sebabnya kita mengalami masalah? Kamu tidak ingat apa yang kita bicarakan ketika aku tidak dalam mimpi bersamamu?" Aku mencari bayangan, tapi aku masih tidak bisa melihat wajahnya. Itu hanya menambah frustrasi Aku. "Kita perlu terhubung secara mental?"
Ya. Buka pikiran Kamu kepada Aku dan kita akan berbicara sebagaimana mestinya.
Membuka pikiranku padanya? Aku… tidak tahu bagaimana melakukannya. Aku tidak psikis. "Aku akan...mencoba? Biarkan aku bangun."
Belum. Lengan Mhal melingkariku dan kemudian aku diseret ke kulit emas yang hangat. Biarkan aku memelukmu. Kamu telah pergi untuk waktu yang lama.
Aku belum pergi sama sekali. Aku sudah tepat di sebelahnya. Aku menggigit kembali kata-katanya, karena Aku ingat apa yang dia katakan tentang pikirannya yang tidak jernih. Aku tidak tahu apa yang dia butuhkan, tapi aku berniat membantunya mendapatkannya. Seseorang akan memiliki jawabannya.