Aku mengusap alisnya, dipenuhi dengan keinginan seperti itu padanya. Dia sempurna dalam pelukanku, temanku yang manis, dan aku tidak pernah ingin melepaskannya.
Tetapi kerinduan tidak akan memberi Aku jawaban. Aku membelai rambutnya dengan cakar dengan hati-hati, dan menyelidiki pikirannya. Pikirannya jernih dan fokus dibandingkan dengan pikiran Aku, tidak ada jejak kegilaan, warna atau suara yang luar biasa. Tidak ada pikiran lain yang masuk juga. Dia adalah sebuah pulau, sepenuhnya sendirian dalam pikirannya. Aku merasa seolah-olah Aku menyerang ketika Aku mencari jawaban Aku, tetapi pikirannya terbuka dan ramah. Dia sedikit waspada padaku, tapi dia mempercayaiku, dan itu terasa seperti hadiah terbesar.