Aku mengirim email pada Mr. Hudson dengan menggunakan wifi kampus. Lima bab terakhir ku kirim padanya, tapi dia belum membaca hingga aku menyelesaikan siftku di kedai kopi paman Bento.
"Kau menyelesaikan bab terakhirnya?" Tanya Ze.
"Ya, aku sudah mengirimnya tadi.
"Good, sekarang kau akan bisa lebih lega terbebas dari tugas berat itu." Ujar Ze.
"Kurasa begitu." Jawabku seadanya. Malam ini aku akan datang ke rumah besar itu dan mengembalikan ponsel serta laptopku padanya. Karena jika aku menghubunginya melalui telepon dia akan mengatakan padaku bahwa fasilitas itu bisa kupinjam beberapa saat, atau entah apa yang akan dia katakana, aku bahkan tidak bisa membaca jalan pikiran pria itu.
"Kau akan pulang?" Tanya Ze.
"Kurasa begitu."
"Justin mengajakku untuk minum di bar hari ini, merayakan ulangtahunnya."
"Dia mengajakmu juga, hanya dia malu untuk mengatakannya." Ujar Ze melanjutkan.
Justin adalah karyawan di tempat ini, sama sepertiku dan Ze, hanya saja dia baru masuk beberapa minggu terakhir, dan kami jarang mengobrol meski dalam beberapa kesempatan dia sengaja melewatkan shiftnya demi membantuku membereskan kedai kopi saat akan tutup.
"Kau butuh hiburan jadi jangan menolak." Ujar Ze, "Lagipula Justin yang akan membayar semua bill-nya." Seringainya bahagia.
Ok, tidak ada salahnya menggunakan cara ini untuk mengalihkan perhatianku dari pria tua yang terus menghantuiku itu. Kurasa aku memang harus menghibur diriku sendiri.
Kami membereskan kedai dan tutup sesuai jam yang ditentukan. Setelah itu kami berenam, Justin, Zevanya, aku, Chleo, Bob, Robin pergi ke club yang hanya berjarak beberapa blok dari kedai kopi kami. Benar-benar hanya aku dan Ze, perempuan yang ikut.
"Cheerrrsss." Teriak semuanya sambil mengangkat gelas. Aku meneguk habis bir dari dalam gelasku dan Justin mengisinya lagi dan lagi . Sementara yang lain turun ke lantai dan sa aku duduk dengan setengah mabuk. Oh Sial, aku bahkan tak pernah minum alcohol dan ini membuat kepalaku sangat berat.
Tiba-tiba ponselku bergetar, Christopher Hudson. Aku menatap ponselku yang semakin kabur. Aku terlalu mabuk kurasa, saat Justin meraih ponselku dan menjawab teleponnya.
Aku tidak tahu jelas apa yang terjadi setelah itu karena kepalaku terasa semakin berat.