Porche pun tetap masuk ke mobil dengan membanting pintu. Dia menyetir mundur benda itu tak sabaran, dan hanya merunduk sesekali saat tembakan-tembakan mengenai badan besinya.
Dorrr!! Dorr! Dorr!! Dor!! Dorrr! Dorrr! Dorr! Dorrr! Dorrr!
Dia benar-benar pergi. Tak peduli dengan gerombolan bodyguard yang baru berhamburan dari pintu di belakang tubuh Kim untuk melindungi sang pewaris ketiga itu.
"Phi ...."
Dari kaca spion, terlihat jelas memang. Bagaimana Kim tampak kecewa padanya, tetapi kecemasan juga terbias di mata itu.
"Maafkan aku, Kinn," batin Porche sembari berpaling. Meski ragu, dia tetap menginjak pedal gasnya lebih kencang lagi. "Tapi, seperti kataku dulu. Kau takkan bisa mengaturku sepenuhnya hanya karena setuju untuk hadir di sini."
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.