Kana pun mengulas senyum lega setelahnya. "Oke," katanya. "Kalau gitu aku pergi dulu, ya. Cepet sembuh lukanya. Jangan lupa beli obat di apotik terdekat sebelum pulang."
"Oke."
"Dah."
"Hm."
Kana pun segera berlalu. Meski Arial sudah menjelaskan, tetap saja rasanya aneh. Dia tak terbiasa mendapat balasan rasa dari cowok itu. Melainkan terlatih mencintainya sepihak selama ini. Jadi, bisa jangan goyah, wahai hati?
Kamu cuma buat Feri seorang ….
Kana pun mengangguk yakin sebelum kembali ke kelas.
.
.
.
BRUGH!
Pulang sekolah, Rara rebahan di atas ranjang. Gadis itu belum mengganti seragamnya. Dia terpejam. Merasakan lelah lahir batin yang merengkuh jiwa. Ketenangan di saat sendiri sudah jarang dia rasakan akhir-akhir ini. Sebab meski berstatus break dengan Arial, apa pun tentang sang kekasih justru menyesaki dirinya.
Pikiran. Hati.
Arial menguasai segalanya.