Bibir Lucius berkedut, maksud hati hendak tersenyum, tetapi yang terlihat justru seperti sedang mecembik. "Terima kasih, Sang Misteri," ucapanya, sembari menunduk dalam.
Sesaat kemudian dia kembali mengangkat wajah, mata sayunya menatap cahaya terang sumber suara tanpa berkedip. "Sang Misteri, bolehkah saya bertanya?"
"Bertanyalah." Sang Misteri mampu menyelami isi hati makhluk ciptaannya. Meskipun sudah tahu apa yang akan ditanyakan oleh Lucius, tidak ada salahnya membiarkan malaikat muda itu mengutarakan langsung dari mulut.
"Di mana ayah, ibu, dan Lucian? Apakah mereka telah kembali ke firdaus?" Setelah bertanya, dia kembali menunduk, mengatur napas untuk menata batin, mempersiapkan diri untuk jawaban terburuk.
"Ayah dan ibumu telah dibawa kembali ke firdaus, sedangkan Lucian, seperti yang sudah aku katakan... dia ada di sebelahmu. Dia ...."