"Aahhhh ...." desahnya lelah. Kombinasi tidak tidur, tidak makan, stress dan panik berhari-hari membuat kepalanya pening saat ini.
Porche pikir, dia salah arah terlalu jauh. Tadinya, dia bahkan berpikir tempat ini akan dipenuhi orang muslim, tetapi hatinya sedikit tenang saat beberapa biarawati melewatinya dengan senyum segan penghormatan.
Mungkin, karena raut wajah Porche benar-benar tak ingin diganggu, mereka pun memilih pergi daripada menambah beban hatinya.
"Nam, apa kau minum susu dengan baik?" gumam Porche sembari memijit keningnya. "Aku tahu kau masih tak mampu, tapi bisa jaga Kinn untukku di sana? Aku janji akan melakukannya dengan baik mulai besok pagi."
"Sungguh, aku benar-benar janji ...." batin Porche dengan napas putus-putus.
Satu detik.
Dua detik.
Tiga detik.
Pandangan Porche pun mulai kabur hingga suara teriakan orang dari kejauhan tidak bisa dia dengar lagi.
BRUGH!
"...!!!!"
Nngiiiiiiiiiiiiiiiing .....