Jujur, sebenarnya seks tidak semengerikkan itu. Porsche bukannya trauma atau ketagihan. Tidak kedua-duanya. Hanya saja, kalau bisa hidup normal, kenapa memilih bahaya dengan main-main bersama mafia?
Dia ingat jelas gambaran punggung Kinn sebelum meninggalkannya sendirian di ranjang itu.
Mungkin memang benar, Kinn seperti punya segalanya. Namun, Porsche tak perlu menebak kalau dari punggung itu dia bisa melihat begitu banyak beban yang menempel.
Aku tak mau jadi pelampiasan atas beban-beban itu! Itu bukan urusanku! Pokoknya aku harus tetap keluar dari sini. Masalah nanti, dipikir lagi lain kali.
Malam itu, sebelum Kinn pulang dari urusannya, Porsche pun berusaha keras untuk menyelinap di bagasi mobil lantai 22 dalam hotel. Dia memang tak sengaja dengar obrolan para bodyguard soal showroom tersembunyi di sana, tetapi itu sudah cukup dipakai untuk kabur!
Kabur! Kabur! Kabur!