"Daddyyyy sudah pulang, Pah!" Bocah tiga tahun itu memberitahu sambil berlari setelah mendengar suara mobil Daddy-nya datang.
Dari arah samping yang terhubung dengan dapur, seseorang berkata sambil mengikutinya.
"Wang Er, jangan berlari, kau akan jatuh." Belum selesai ucap orang itu Wang Er sudah menangis kencang sambil memegang lututnya yang berdarah.
Spontan Yibo mencoba menghampiri, tetapi langkahnya terhenti beberapa meter dari seseorang yang datang dan lebih dulu menggendong Wang Er, karena memang lebih dekat ke arahnya.
Mendadak aliran darah Yibo terasa terhenti, bibirnya membeku, tak dapat dia berkata satu kata pun saat melihat orang yang dia cari selama ini ternyata berada di rumah kakaknya sendiri. Dengan perut yang mulai membesar.
Di tengah kerapuhan jiwa, suara lembut itu berkata, membuat hatinya terasa semakin sakit.
"Tidak apa-apa, ini hanya luka kecil. Jagoan tidak boleh nangis."