Bisa memiliki mesin cuci adlah hal yang langka. Meski Xiao Zhan bekrja keras sebagai pemain
malam. Ia selalu mengirim sebagian uangnya untuk pengobatan ayahnya di Daegu, yang sedang sakit keras.
Ibunya hanya memiliki usaha berjualan di pasar kecil di desa mereka. Hanya cukup untuk makan sehari-hari. Xiao Zhan sebagai si sulung, merasa bertanggung jawab atas kehidupan adiknya, Jungkook. Juga kehidupannya sendiri, yang tak mungkin ia limpahkan pada ibunya yang sudah paruh baya.
Xiao Zhan berdiri di pintu kamar mandi, mengamati Jungkook yang sedang berjongkok hendak mencuci pakaian kotornya.
"Jadi yang tadi siang itu mesin cuci yang datang, hyung?" Jungkook bertanya dengan polosnya.
"Ya, benar. Hyung mendapat uang muka dari tempat kerja. Jumlahnya lumayan, jadi hyung membeli
mesin itu, agar kita tak perlu repot-repot menungging lagi."
"Hihihi." Jungkook tertawa sambil nyengir kuda mendengar kata menungging.
"Apanya yang lucu?"