Suara teriakan Inner Circle sebagai fans dari Winner yang mana Idol Group didikkan YG Entertainment menggema di Show Case Comeback idola mereka setelah satu tahun vacum. Winner memang tengah menjadi pusat perhatian dikarnakan MV comeback mereka merajai tangga lagu sejak dirilis bulan lalu. Keempat member juga memiliki schedul padat perorangnya, Kim Jinwoo sebagai leader pun harus extra memperhatikan kondisi kesehatan teman satu groupnya. Hari ini mereka ada interview ringan dengan salah satu MC yang memandu Show Case mereka.
"Aku sendiri gugup sebenarnya karena Mino adalah idolaku, tapi aku harus profesional kan?". Ujar MC membuka awal interview. Inner Circle pun berteriak seru.
"Aku persilahkan kalian untuk memberi salam. Silahkan!". Lanjut kata MC.
"Guest who's back?...". Seru Jinwoo memberi kode.
"Winner... annyeonghaseyo Winner imnidda.". Seru keempat anggota Winner berbarengan. Sorak sorai Inner Circle pun semakin meriah.
"Akhirnya MV comeback terbaru kalian pun keluar. Aku menjadi salah satu fans yang menunggu kalian comeback.". Kata MC.
"Kamsahamnidda.". Jawab Winner dengan senyum hangat mereka.
"Ini hanya MV saja atau album full nya akan menyusul?". Tanya MC.
"Emm, itu~ .... rahasia. Kami masih belum boleh membeberkan tindakan selanjutnya.". Jawab Seunghoon dengan gayanya yang lucu, fans dan MC pun bersorak kecewa tapi Seunghoon hanya membalasnya dengan senyuman.
"Pokoknya kami sedang berusaha keras mempersiapkannya, sehingga kami mohon Inner Circle untuk sedikit menunggu lebih lama. Kalian mau menunggu kan?". Kata Mino.
"NE~,....". Teriak fans.
"Ah, Seungyoon-ssi. Kapan kira-kira kita bisa mendengar lagu dari ciptaanmu sendiri? Seperti yang kita tahu masing-masing member sudah mengeluarkan single song mereka. Bagaimana denganmu?". Tanya MC.
"Aku sedang berusaha keras membuatnya, dengan bantuan hyungdeull aku rasa tidak akan lama lagi.". Jawab Seungyoon selaku maknae dari group ini.
Disisi sebelah kanan stasiun tv tempat mereka mengadakan Show Case, ada sebuah restauran pasta yang kelihatan mahal dan katanya ada beberapa artis yang mengunjungi restauran itu karena dekat dengan stasiun tv. Parkiran mereka pun menyatu, sulit membedakan batas antara parkiran stasiun tv dengan parkiran dari restauran pasta itu.
"Noona, kau yakin kita akan makan malam disini?". Tanya Goo Junho pada seorang wanita dihadapannya karena saat ini mereka tengah duduk disalah satu meja didalam restauran pasta dekat stasiun tv ini. Tapi, wanita itu hanya tersenyum menanggapinya sambil melihat buku menu.
"Noona, aku serius. Memangnya kita punya uang untuk makan disini? Kau juga menyewa mobil van itu kan? Ada apa sebenarnya? Apa kau sakit parah? Sampai kau melakukan hal aneh seperti ini?". Tanya Goo Junho lagi.
"Kau itu cerewet sekali ya, June! Ini hari ulang tahun nenek, karena nenek sudah meninggal jadi aku mentraktirmu. Nanti kita beli kan buah untuk nenek dan buat persembahan untuknya dirumah.". Jawabnya.
"Kau kan cukup mentraktirku samgyeopsal saja.". Keluh June.
"Jadi kau tidak mau makan disini? Kalau begitu kita pulang saja. Kajja!". Serunya yang berdiri.
"Tunggu dulu! Aku kan tidak bilang tidak mau. Aku hanya bertanya.". Seru June menahan tangan noonanya.
"Tuan, Nona. Apa anda sudah memutuskan menu pesanannya?". Tanya seorang pelayan.
"Ne. Aku mau pasta bolognese dan satu botol Wine.". Katanya.
"Aku carbonara.". Seru June bersemangat.
"Dan Rissoto.". Lanjut June.
"Kau yakin akan menghabiskan semuanya?". Tanyanya, June mengangguk.
"Itu saja dulu.". Lanjut katanya, pelayan pun undur diri.
"Noona, kau sewa mobil van itu dimana? Memangnya didesa kita ada yang memiliki mobil seperti itu?". Tanya June.
"Showroom mobil milik Yesung oppa.". Jawabnya ringan.
"Heoll, daebbak!". Seru June. Tak lama kemudian pesanan mereka sampai, June tampak begitu bahagia dan hampir menjilat mangkuk Rissoto yang dimakannya.
"Haelmoni kamsahamnidda. Ini enak sekali.". Seru June.
"Yaakk! Aku yang mentraktirmu.". Tawa Rani.
"Tapi Noona tidak akan mentraktirku jika bukan karena ini hari ulangtahun nenek.". Jawab June.
"Mwo? Aiisshh....". Seru Rani yang menggoda akan memuku kepala June. Lalu mereka tertawa bersama.
Didekat mereka terdengar ada seorang pelanggan gadis yang protes karena tidak diperbolehkan masuk karena meja direstauran ini penuh.
"Kenapa kalian melarang aku untuk makan disini? Kalian tidak tahu siapa aku?". Teriaknya.
"Maaf Nona, tapi anda memang belum melakukan reservasi jadi kami mendahulukan tamu yang sudah melakukan reservasi.". Jawab Manager restauran. Gadis itu menerobos kemeja dimana June dan Noona nya duduk.
"Kalian bisa mengusir mereka kan. Mereka terlihat tidak cocok dengan restauran ini, mereka bisa pindah makan pasta dipinggir jalan sana.". Cerca gadis itu yang melihat pakaian June dan Noonanya yang masih memakai seragam susu fermentasi perpaduan warna putih dan hitam.
"Maafkan saya, Nona. Kami tidak bisa bertindak seperti itu, karena mereka lebih dulu melakukan reservasi.". Jawab Manager restauran.
"Yakk! Orang seperti kalian tidak cocok makan disini. Level nya berbeda, sebaiknya kalian tahu diri dan segera tinggalkan meja ini. Aku mau makan!". Katanya, June terkejut sampai berhenti mengunyah. Noonanya yang tidak tahan akan diskriminasi ini pun berdiri. June terlihat takut.
"Noona, sudahlah! Lebih baik kita pulang saja. Oke?". Kata June yang ikut berdiri.
"Aghassi, apa kau tidak punya otak?". Kata Noona June. June semakin terlihat resah.
"Mwo? Kau sudah gila? Berani bicara seperti itu padaku? Kau mau ku tuntut?hah?". Kesalnya.
"Silahkan saja! Aku tidak merasa takut, karena yang tidak memiliki adab dan melakukan diskriminasi adalah kau.". Jawab Noona June.
"Namaku Princessa Rani Mahardika, kau benar aku adalah orang indonesia yang tinggal di Korea Selatan. Tapi tahu kah kau? Dinegara kami tidak ada diskriminasi seperti ini. Dan aku juga tahu di Korea pun tidak dianjurkan untuk melakukan diskriminasi. Itu artinya, masalah ada padamu. Kau yang tidak memiliki adab, kau yang tidak memiliki sopan santun sehingga mudah bagimu untuk melakukan diskriminasi seperti ini.". Lanjut kata Rani, June sedikit tertawa melihat Noonanya menyerang seperti itu.
"Seluruh restauran ini memiliki cctv yang merekam semua tingkahmu sejak kau masuk kerestauran ini. Aku berharap kau tidak bersikap bodoh dengan menunjukkan cctv itu pada polisi saat berniat menuntutku. Karena sepertinya, polisi Korea cukup pintar untuk membedakan siapa sebenarnya sipembuat onar.". Tambah Rani.
"Ayo, June. Kita pulang. Aku sudah tak berselera.". Ajak Rani. June mengangguk.
"Ah, satu lagi. Katakan pada ayahmu untuk tidak membelikanmu baju yang mahal. Karena itu percuma, jika baju mahal itu tidak bisa menutupi sifat burukmu.". Ujar Rani yang menyeringai, gadis itu kesal bukan main.
Saat Rani dan June keluar dari restauran dikejar oleh Manager restauran, Rani meminta June untuk kemobil lebih dulu nanti ia menyusul setelah bicara dengan Manager yang mengejarnya.
"Apa kalian hanya mengantar susu fermentasi saja? Atau kalian memiliki susu murni sendiri?". Tanyanya.
"Anhiyo, kami memproduksi sendiri susu fermentasinya. Jadi kami memiliki persediaan susu murni itu sendiri.". Jawab Rani.
"Haeh, ddaengidda. Apa dua bulan lagi kalian bisa memasok susu murni kalian ke restauran kami? Pemasok kami tiba-tiba saja tidak bisa dihubungi, dan kami kerepotan harus mencari pemasok dari mana lagi, sementara persediaan susu murni kami hanya cukup sampai dua bulan kedepan.". Katanya bercerita.
"Emm, kami akan berusaha menyediakannya. Kami akan datang lagi untuk membawa surat kontrak kerja samanya.". Jawab Rani, sang Manager sangat berterimakasih.
Saat Rani meminta June kemobil lebih dulu, June melihat pintu bagasi mobil vannya sedikit terangkat. June panik lalu membukanya dan menghitung kardus susu fermentasi yang berada didalam mobil, takut ada pencuri karena mobilnya terbuka. Saat ia akan keluar, kerumunan fans Winner yang mengejar Winner sampai ke parkiran menabrak pintu bagasi mobil June dengan keras dan membentur kepala June dengan keras juga. Sehingga June yang sudah mabuk karena meminum Wine hampir setengah botol, pingsan didalam bagasi dengan pintu yang tertutup dari luar.
Sementara itu, Seungyoon yang dikejar oleh fans mereka terburu-buru masuk kedalam mobil van disamping kemudi, duduk menyandar dan menutupi seluruh wajahnya dengan jaket yang ia lepas sebelum ia masuk mobil, lalu tertidur pulas. Namun, mobil van yang dinaiki Seungyoon bukan mobil van dari Agensi nya. Yang dinaikinya adalah mobil van yang disewa Rani dan June.
Rani yang sedikit merasa aneh melihat orang yang tertidur disamping kemudi, masuk kemobil terburu-buru karena menghindari tabrakan dengan fans Winner.
"June~ah! Memangnya kau membawa jaket? Wah, fans korea itu gila sekali ya? Mereka mengejar idolanya saat masih memakai seragam sekolah seperti itu. Mereka itu sebenarnya pergi sekolah atau tidak, ya.". Ucap Rani mulai menyalakan mesin mobil.
"Yaakk! Kau tidur, ya? Baiklah, sekarang aku yang menyetir karena tadi kau minum Wine cukup banyak. Tapi besok pagi kau gantikan aku menyetir, ya.". Kata Rani yang tak kunjung mendengar jawaban, padahal yang berada disampingnya bukanlah June melainkan Seungyoon yang tertidur pulas.
Perjalanan menuju desanya sangat jauh, nama desanya Weoldok-ri didaerah Yangyeong yang berada di pulau Vimo. Pulau Vimo hanya bisa ditempuh dengan dua jalur, udara dan laut. Karena Rani memakai mobil van jadi ia menempuh jalur laut. Tertidur sebentar saat berada dikapal feri dan melanjutkan perjalanan ke arah desa Weoldok-ri, jarak tempuh darat dari dermaga ke desa pun sangat jauh, sampai ratusan kilomater. Lain hal nya jika mereka ambil jalur udara, karena desa mereka tidak terlalu jauh dengan bandara lokal. Rani sudah mulai merasa mengantuk dan berhenti untuk membangunkan June. Saat ia turun dari mobil ia mendengar suara gaduh dari bagasi.
"Noona, buka pintunya. Aku terkunci disini.". Teriak June menggedor kaca bagasi mobil.
"June?". Seru Rani lalu membuka pintu bagasi, June pun keluar dari bagasi.
"Apa yang kau lakukan disitu?". Tanya Rani.
"Saat semalam Noona bilang aku kemobil lebih dulu, aku melihat pintu bagasinya sedikit terbuka, aku takut ada pencuri jadi aku masuk untuk memeriksa jumlah susu kita. Ketika aku mau keluar, ada yang mendorong pintu bagasi dengan kuat sampai kepalaku terbentur keras sekali. Dan mungkin aku pingsan.". Jelas June.
"Kau pingsan semalaman didalam sana? Lalu yang menemaniku disamping kemudi, si-siapa?". Tanya Rani -ngeri. Rani dan June pun membuka pintu depan samping kemudi, pas disaat yang sama Seungyoon bangun dan menggeliat dan menurunkan jaket yang menutupi wajahnya. Rani dan June saling berpandangan melihat orang yang tidak mereka kenal dihadapan mereka.
Seungyoon terkejut saat ia menyadari ada hamparan padang rumput dan hutan disamping kiri dan kanan pandangannya, dan segera turun dari mobil ketika ia melihat Rani dan June yang tidak dikenalnya juga.
"Kau siapa?". Tanya June.
"Kalian yang siapa?". Seru Seungyoon yang masih melihat kesekitarnya.
"Kami pemilik mobil van ini.". Jawab Rani.
"Haha, kalian bercanda? Ini mobil dari agensi ku.". Kata Seungyoon.
"Kau buta, ya? Atau bodoh? Jelas-jelas mobil van mu dan milik kami berbeda. Kenapa kau masuk mobil kami?". Kesal Rani. Seungyoon jadi memperhatikan mobil mereka. Dan ternyata memang berbeda.
"Kalian menculik ku?".
"Mwo? Menculik?". Seru Rani yang mulai kesal dan hampir maju untuk memukul namun tubuh tinggi besar June menghalangi.
"Tunggu dulu, Noona. Sabar!". Kata June.
"Kau itu sebenarnya siapa? Kenapa kau masuk mobil kami dan menganggap kami menculikmu?". Tanya June yang berusaha menengahi.
"Kau tidak mengenalku? Aku Kang Seungyoon, Seungyoon Winner.". Jawabnya. Tapi Rani dan June terlihat bingung karena tidak pernah mengetahui nama itu.
"Kalian sungguh tidak tahu?". Tanyanya karena tidak percaya didunia ini ada orang yang tidak mengenalnya.
"Didesa kami tidak ada tv dan sinyal internet, jadi kami tidak tahu apapun tentang dunia hiburan.". Jawab Rani.
"Kalian tidak memakai ponsel?".
"Tidak, hanya telepon umum dan telepon rumah. Itu pun jika angin laut tidak menganggu saluran telepon rumah.". Jawab June.
"Heoll..". Seru Seungyoon.
"Pokoknya aku tidak peduli kalian darimana yang jelas kalian harus bertanggung jawab dan mengantarku kembali ke Seoul.". Kata Seungyoon.
"Yaakk! Giseukya! Noe michosso?". Seru Rani yang berniat untuk memukul Seungyoon tapi masih terhalang oleh tubuh June.
"Mwo? GISEUKYA? MICHOSSO? Woah...". Teriak Seungyoon yang tidak percaya dengan ucapan Rani.
"Noona, sabar dulu. Tenangkan dulu dirimu.". Kata June.
"Kami tidak bisa mengantarmu kembali karena susu fermentasi kami harus segera masuk kedalam lemari pendingin agar tidak rusak. Sementara perjalanan ke Seoul itu butuh waktu dua sampai tiga hari, ini baru setengah perjalanannya. Masih ada satu hari perjalanan kedepan dengan jalur darat.". Lanjut kata June.
"Desa kalian itu pelosok ya? Pantas saja tidak ada sinyal internet.". Gumam Seungyoon. Rani semakin kesal saja.
"Kalau begitu aku akan pulang sendiri, tunjukkan saja jalannya.". Kata Seungyoon.
"Kau lurus saja kesana, sekitar 64km jika ditempuh dengan jalan kaki. Karena disini tidak ada taksi atau semacamnya. Truk sayuran baru akan lewat besok pagi. Jadi kau harus berhati-hati, disini masih banyak binatang buas dari hutan yang terkadang menampakan diri dijalan.". Kata June menjelaskan.
"Biarkan saja dia dimakan binatang buas. Giliranmu menyetir, June. Aku mengantuk.". Seru Rani yang meninggalkan mereka berdua untuk tidur dibangku depan samping kemudi.
"Setelah jalan ini terputus kau harus ambil jalan sebelah kiri untuk sampai didermaga. Karena jalan yang sebelah kanan itu ujungnya adalah jurang yang langsung terjun ke laut.". Kata June, Seungyoon semakin merasa -ngeri.
"Lalu untuk sampai di Seoul kau harus naik kapal feri yang hanya akan datang 12 jam sekali.". Lanjut kata June.
"Semangat. Semoga kau selamat sampai tujuan.". Tambah goda June yang hendak masuk kedalam kursi kemudi.
"Tu-tunggu! A-aku.... aku ikut kalian saja!". Seru Seungyoon. June memperbolehkan dengan syarat Seungyoon harus mau duduk dibagasi karena kursi tengah penuh dengan kardus susu fermentasi mereka, lagipula Rani akan marah jika tidurnya terganggu.
Mereka pun melanjutkan perjalanan ke desa Weoldok-ri didaerah Yangyeong, desa indah yang masih begitu asri dengan udara yang sejuk. Kebanyakan didominasi oleh lahan pertanian, ladang, dan peternakan kuda dan sapi. Tidak banyak mobil atau sepeda motor yang berlalu lalang meski jalanannya sudah diaspal. Populasi penduduk pun tidak terlalu banyak itu sebabnya dalam pulau vimo ini tidak terlalu banyak rumah penduduk. Hutan belantara dengan ujung jurang lautan mengelilingi. Setelah seharian mengemudi menggantikan Rani, akhirnya mereka sampai didepan rumah mereka.
"Noona, kita sudah sampai. Bantu aku turunkan barang.". Seru June membangunkan Rani. Ia segera membuka matanya dan mulai melemaskan otot-ototnya, June membuka pintu bagasi dan membangunkan Seungyoon. Seungyoon hampir menabrak tubuh Rani ketika ia turun dari bagasi.
"Mwoyya? Kenapa kau masih disini? Kenapa dia ikut kesini, June?". Tanya Rani yang terkejut. June menarik Rani menjauh dari Seungyoon.
"Noona, aku tidak berani meninggalkannya dijalan, kalau dia mati diserang hewan buas dan jasadnya ditemukan polisi. Kita sendiri yang repot, karena dari cctv depan restauran pasti dia terlihat masuk kedalam mobil kita. Jadi kupikir, kita biarkan saja dia bersama kita sampai waktunya tiba untuk mengantarkan pesanan susu ke Seoul.". Bisik June, apa yang dikatakan June ada benarnya juga. Mau tidak mau Rani harus mengizinkan Seungyoon tinggal bersama mereka.
"Kau yang bertanggung jawab atas hidupnya disini, ya. Aku tidak mau ikut campur.". Jawab Rani.
"Rani~ah!". Panggil seseorang, tidak hanya June dan Rani yang menoleh Seungyoon juga menoleh kearah suara. Dan Seungyoon terkejut melihat senyum cantik Rani untuk laki-laki itu, berbeda sikapnya saat melihat dirinya.
"Oppa!". Seru Rani yang berlari kecil untuk memeluknya.
"Kau menungguku disini?". Tanya Rani setelah melonggarkan pelukannya namun masih merengkuh pinggang lelaki itu.
"Aku khawatir karena kau dan June sedikit terlambat.". Jawabnya, Rani tersenyum lagi. Seungyoon semakin tidak percaya dengan senyumannya itu, gila memang tapi senyuman Rani membuat Seungyoon ketagihan.
"Ah, kami menunggu temanku dulu, hyung!". Kata June merangkul Seungyoon.
"Temanmu?".
"Iya, sulit baginya mencari pekerjaan di Seoul. Jadi aku menawarkannya untuk bekerja dipeternakan kami.". Kata June berbohong, Seungyoon mendelik tapi setelah dipelototi oleh Rani ia pun mengiyakan.
"Annyeonghaseyo, Kang Seungyoon imnidda.". Ujar Seungyoon memperkenalkan diri. Terpaksa.
"Aku Han Yesung. Tunangannya Rani.". Jawabnya.
"Noona, kau istirahat saja dengan Yesung hyung. Biar mobil ini kami yang urus.". Kata June.
"Kau yakin?". Goda Rani. June pun mengangguk mengiyakan.
Rani membuatkan minum untuk Yesung dan memintanya menunggu Rani untuk mandi lebih dulu. Yesung menikmati kopinya dengan beberapa keping biskuit. Sementara itu Seungyoon yang mulai merasa ingin tahu tentang Rani, bertingkah cerewet pada June dengan terus bertanya sambil mencuci mobil.
"Hei, June. Rani itu bukan orang Korea kan?". Tanya Seungyoon.
"Emm...".
"Bagaimana dia bisa sampai di Korea dan tinggal didesa terpencil seperti ini?". Tanya lagi.
"Ceritanya panjang.". Jawab June.
"Berapa usianya? Kenapa kau memanggilnya noona?". Tanya Seungyoon.
"Noona kelahiran 1992, usianya 29 tahun. Aku kelahiran tahun 1996, usiaku 25 tahun.". Jawab June.
"Aku kelahiran 1994, usiaku 27 tahun.". Kata Seungyoon.
"Wah, kukira kita seumuran, hyung!". Seru takjub June.
"Yang tadi itu benar tunangannya?". Tanya Seungyoon lagi.
"Iya.".
"Sudah berapa lama mereka bertunangan?". Tanya Seungyoon.
"Tiga tahun. Kenapa kau terus bertanya tentang noona?". Tanya balik June, Seungyoon terlihat salah tingkah.
"Kau tertarik pada pandangan pertama dengan senyumannya tadi, ya?". Tebak June.
"Tidak!". Seru Seungyoon berusaha mengelak.
"Ah, mengaku saja. Senyuman Rani noona itu memang senyuman yang tercantik disini, semua pria disini mengakuinya. Itu sebabnya mereka semua bertingkah manis padanya, karena jika Rani noona membalas senyuman mereka. Itu cukup membuat mereka terlena, seperti kau sekarang ini.". Goda June.
"Kau itu bicara apa sih.". Jawab Seungyoon terus mengelak.
"Tapi meski kau tertarik, kau tidak akan pernah mendapatkan hatinya.". Kata June.
"Wae?".
"Noona tidak pernah mau dekat dengan pria yang jauh lebih muda darinya kecuali aku dan teman-temanku.". Jawab June.
"Kenapa begitu?". Tanya Seungyoon lagi.
"Ayo! Hari sudah sore, waktunya kita mandi dan makan.". Ajak June, Seungyoon sedikit kecewa karena June tidak menjawab pertanyaannya.
Karena mobilnya sudah dibersihkan oleh June dan Seungyoon, Yesung pun pamit pulang untuk mengembalikan mobil vannya ke Showroom. Rani memasak lauk untuk mereka makan menggunakan bahan dasar tahu. Setelah Seungyoon dan June mandi, mereka makan bersama diruang makan, Seungyoon menggunakan baju June. Rani pamit tidur saat setelah ia selesai makan dan menyerahkan piring kotor pada Seungyoon dan June. Diwaktu itu Rani benar-benar mengabaikan Seungyoon, menatapnya saja tidak. Seungyoon semakin penasaran kenapa 'yeoja' dihadapannya ini tidak bisa berhubungan dengan pria yang jauh lebih muda darinya.
Keesokan harinya June memaksa Seungyoon untuk bangun pagi, mereka harus pergi mengantarkan susu fermentasi ke beberapa rumah warga dan panti asuhan juga panti jompo. Banyak warga yang bertanya siapa pria tampan yang bersama June, maka anak itu menjawab sama dengan cara ia menjawab Yesung kemarin. Tetangganya Park Jiyeon sudah menetapkan Seungyoon untuk menjadi targetnya sebagai pacar Jiyeon berikutnya. Gadis yang seumuran dengan June itu selalu ada dimana pun Seungyoon berada, meski hingga Seungyoon sudah satu bulan didesa itu pun tidak luput dari incaran Park Jiyeon. Terkadang Seungyoon harus terus menghindarinya dengan bantuan June. Hari ini, Seungyoon terbangun karena teriakan Jiyeon yang membangunkan seisi rumah untuk bertemu dengan Seungyoon, June membuka pintu tapi Seungyoon kabur kedalam kamar Rani yang baru saja mau membuka pintu. Tubuh Rani terhimpit oleh tubuh Seungyoon yang menahan pintu agar Rani tidak membukanya.
"Tunggu sebentar, Noona. Ada Jiyeon diluar, ini masih pagi dan aku tidak mau meladeninya.". Bisik Seungyoon semakin menghimpit tubuh Rani. Gadis itu tertegun menatap wajah Seungyoon yang jaraknya begitu dekat dengannya.
"Kenapa kau tidak sembunyi saja dikamarmu?". Bisik Rani yang panik takut detak jantungnya terdengar oleh Seungyoon.
"Jiyeon pasti menyusulku.". Balas bisik Seungyoon yang kini sadar jarak mereka terlalu dekat, mereka saling menatap sebentar hingga akhirnya terganggu oleh ketukan June yang berkata Jiyeon sudah pergi. Seungyoon pun keluar setelah merasa canggung.
"Ah, June~ah! Selesaikan pekerjaan hari ini sebelum sore.". Ujar Rani.
"Kenapa?". Tanya June.
"Kita ajak dia melihat pasar malam.". Jawab Rani sambil melirik Seungyoon.
"Oh iya, hari ini waktunya pasar malam. Aku hampir lupa, Noona.". Seru June. Rani tersenyum lalu pergi kedapur.
"Pasar malam?". Tanya Seungyoon.
"Iya. Pasar yang digelar warga sekitar setiap satu bulan sekali dan mulai dibuka pada malam hari, hyung.". Jawab June menjelaskan.
"Ayo! Cepat selesaikan pekerjaan hari ini dan segera pergi melihat pasar malam. Aku penasaran.". Ujar Seungyoon bersemangat.
Rani menyelesaikan membuat kimchi untuk persediaan dilemari es, dan segera mandi lalu bersiap-siap untuk menunggu Seungyoon dan June yang belum pulang dari peternakan. Yang membuat kesal, Jiyeon sudah sampai untuk menjemput Seungyoon padahal Seungyoon belum pulang.
"Eonnie! Seungyoon oppa joahe?". Tanya Jiyeon.
"Kenapa aku harus suka padanya?". Jawab Rani.
"Dia kan tampan. Tidak seperti laki-laki yang berada disini.".
"Memangnya kenapa dengan laki-laki disini? June dan Yesung oppa cukup tampan bagiku.". Jawab Rani.
"Aku tidak jauh lebih tampan dari Han Yesung?". Sambar Seungyoon yang masuk kedalam rumah.
"Ddangyeonajji.". Jawab Rani yang berdiri masuk kedapur. Seungyoon menyusulnya, Jiyeon berusaha menyusul tapi dihadang oleh June. Rani mengambil gelas untuk minum, Seungyoon menghimpit tubuh Rani didepan lemari es.
"Lihat baik-baik! Kau yakin Han Yesung jauh lebih tampan dariku?". Kata Seungyoon mendekatkan wajahnya agar dipandang lebih dekat.
"Emm, Yesung oppa lebih tampan.".
"Kalau sekarang bagaimana? Apa dia yang masih lebih tampan dariku?". Bisik Seungyoon yang semakin mendekatkan wajahnya. Rani menatapnya, Seungyoon semakin nakal dengan terus memiringkan wajahnya untuk mencapai target, bibir Rani. Saat target semakin dekat.....
"June~ah! Rani oddieyya?". Tanya Yesung dari depan rumah, mendengar itu Rani mendorong tubuh Seungyoon menjauh darinya dan segera berlari menghampiri asal suara Yesung.
"Aiiisshh....". Dengus kesal Seungyoon.
"Yeogiyo, Oppa! Kenapa kau mencariku?". Tanya Rani.
"Aku ingin mengajakmu pergi bersama melihat pasar malam.". Jawab Yesung.
"Kajja!". Seru Rani merangkul tangan Yesung. Mereka berdua pun pergi meninggalkan Jiyeon, June dan Seungyoon.
Niat hati dirangkul Rani tapi malah dirangkul Jiyeon. Pasar malam menjadi tidak menarik lagi bagi Seungyoon, Rani dan Yesung terlihat terlalu akrab. Dan Park Jiyeon semakin menyebalkan baginya, rasanya ingin memberi gadis ini obat tidur dan meninggalkannya dihutan agar dimangsa hewan buas.
"Oppa, tunggu sebentar.". Kata Rani. Yesung mengangguk.
"Yoon~ah!". Panggil Rani, Seungyoon refleks melepas rangkulan tangan Jiyeon dan fokus pada Rani. Jiyeon merasa kesal untuk itu.
"Eohh, Noona. Wae?".
"Apa kau punya alergi seafood?". Tanya Rani.
"Anhi, aku bisa makan seafood.". Jawab Seungyoon.
"Arraseo.". Kata Rani yang berniat meninggalkan Seungyoon lagi. Tapi tangannya digenggam Seungyoon.
"Kenapa kau bertanya?". Tanya Seungyoon.
"Ah, aku mau memasak cumi-cumi besar bumbu khas indonesia. Aku takut kau punya alergi seafood.". Jawab Rani melepaskan tangan Seungyoon, meski dilepas tapi Seungyoon tersenyum karena Rani perhatian padanya.
Rani benar pergi berbelanja banyak, Tteokk, selada, buah, daging, sawi putih, taoge, wortel dan beberapa seafood seperti cumi-cumi besar, lobster dan kepiting super. Yesung menyadarinya tapi Rani tidak menyadarinya. Bahwa bahan makanan yang Rani beli semua kesukaan Seungyoon, karena June dan Yesung alergi Seafood. Tapi Yesung tidak mau ambil pusing, ia hanya menganggap itu sebagai kasih sayang kakak ke adiknya seperti cara Rani berikan perhatian pada June. Sepulang dari pasar malam June terlelap tanpa mengganti baju, Rani tidak menemukan dimana Seungyoon makanya ia coba cari kehalaman depan, biasanya Seungyoon duduk sambil main gitar dibawah pohon. Benar saja, dia disana. Batin Rani.
"Sedang apa?". Tegur Rani yang kini duduk disampingnya.
"Melihat bintang. Merindukan memberku. Dan menginginkan Noona.". Jawabnya sambil bercanda. Rani balas tertawa.
"Aku serius!". Kata Seungyoon.
"Andwe neundae.".
"Wae andwe?". Tanya Seungyoon.
"Menginginkan aku berarti membuat menangis.". Jawab Rani.
"Membuat menangis siapa?".
"Juni-rrang.... Yesung Oppa-rrang.". Tawa Rani, Seungyoon ikut tertawa. Meski terdengar bercanda tapi bintang dilangit pun tahu percakapan itu serius.
"Ah, bulan depan fermentasi susu sudah sempurna dan kita akan mulai mengemas lalu mengirimnya ke Seoul. Kau bisa pulang bulan depan, Kang Seungyoon.". Kata Rani, tapi ucapan yang paling tidak ingin didengar Seungyoon.
"Wae? Shilleo?". Lanjut tanya Rani yang melihat ekspresi berbeda dari Seungyoon.
"Emm, shilleo! Noona....".
"Kenapa lagi?". Tanya Rani lembut menatapnya.
"Hiduplah bersamaku, di Seoul.". Ujar Seungyoon.
"Haha, sepertinya kau memang sudah tidak waras.". Sahut Rani yang menghindari pandangan matanya.
"Jangan terlalu lama diluar, udara semakin dingin karena pulau ini dikelilingi laut.". Lanjut kata Rani berdiri dan hendak masuk kedalam namun Seungyoon meraih tangannya.
"Joahe!.".
Rani terdiam mendengarnya, saat ia berusaha melepaskan tangan Seungyoon, lelaki itu malah memeluknya dari belakang.
"Joaheyo, Noona.". Ucapnya lagi terasa hangat ditelinga Rani.
June terkejut saat mengintip dari balik jendela didalam rumah.
"Mwoyya igge? Noona tidak terkejut dengan sentuhan Seungyoon hyung? Yesung hyung bahkan tidak bisa memeluknya lebih dulu jika bukan Noona yang mulai. Apa Seungyoon hyung membantu mengobati traumanya?". Bisik June.
"Seungyoon~ah jebbal .....". Ucap Rani melepas pelukan itu tapi lelaki nakal itu menarik tangan Rani untu mendekat padanya dan menggunakan satu tangannya lagi untuk merengkuh leher Rani dan menanamkan bibirnya pada bibir Rani. Mata gadis itu terpejam meski bergetar. Melihat mata gadisnya terpejam ia berpikir gadisnya menikmati, Seungyoon pun mulai liar melumatnya.
"Heoll...". Seru June yang segera menutup mulutnya takut ketahuan dia sedang mengintip.
"Kang Seungyoon!". Teriak Rani.
-PLAKK!!-
Suara tamparan yang mendarat dipipi Seungyoon. Ia melihat gadis itu menangis, gemetar dan berusaha mengatur nafasnya.
"Noona!". Ujar Seungyoon yang berusaha mendekat tapi Rani juga ikut melangkah mundur menghindarinya.
"Noona...".
"Cari tahu dulu tentang aku yang sebenarnya. Setelah itu, baru kau putuskan untuk terus menyukaiku atau tidak.". Kata Rani yang berlari masuk kedalam rumah. Tinggal Seungyoon yang memandangnya sendu.
Dan dibalik semak-semak yang tidak jauh dari rumah Rani, berdiri Han Yesung yang ikut menyaksikan semuanya.
Bersambung....