Chereads / Rahasia dokter tampanku / Chapter 26 - Sikap yang dingin

Chapter 26 - Sikap yang dingin

Beberapa menit kemudian....

"Baguslah kalau begitu, kerja yang benar ya! semangat!" ucap Ashley. Setelah itu Ashley kembali ke ruangannya lagi.

***

#12.00#

Terlihat Ashley sedang berada di pinggiran jalan. Ia berniat menyebrang namun lampu pejalan kaki masih berwarna merah.

"Hmmm lama banget sih?! dari tadi yang diduluin yang kendaraan terus!" gerutu Ashley. Tak lama setelah Ashley menggerutu, lampu pejalan kaki pun berubah menjadi berwarna hijau sedangkan untuk kendaraan menjadi merah.

Melihat hal tersebut, Ashley pun segera menyebrang jalanan sebelum terlambat. Akan tetapi ketika ia berada ditengah jalan, tiba-tiba saja dari jauh terdapat mobil hitam yang melaju dengan kencang.

Dan sedikit lagi mobil itu menabrak Ashley yang berada ditengah jalan. Akan tetapi ketika mobil itu hampir saja menabrak Ashley, datang seorang pria berjubah hitam yang berlari ketengah jalan kemudian menarik Ashley dengan kencang hingga ke pinggir jalan sehingga mobil itupun tak menabrak Ashley.

"Hu... masih selamat," ujar Ashley seraya mengelus-elus dadanya. Ketika ia sedang begitu, orang yang telah menyelamatkannya itu menyeletuk.

"Bodoh," celetuk orang berjubah. Mendengar celetukan orang berjubah, Ashley langsung menoleh kearah orang tersebut dan berniat untuk memarahinya.

Akan tetapi, semuanya gagal ketika melihat wajah orang tersebut.

"Eh??? ka.... kamu? aish kenapa aku berjumpa lagi dengan Alfred sih?!" teriak Ashley. Melihat Ashley, Alfred tersenyum.

Setelah itu ia membalikkan badannya dan melangkahkan kakinya pergi. Namun ketika sudah enam langkah ia berjalan....

"Sampai jumpa di rumah sakit," singkatnya. Setelah itupun Alfred berjalan pergi. Ashley heran akan sikapnya Alfred yang dingin. Tidak biasanya ia melihat Alfred menjadi dingin.

"Hmmm kok tumben Alfred dingin? biasanya enggak," ucap Ashley. Setelah itu Ashley kembali melangkahkan kakinya menuju tempat yang dituju.

Satu jam kemudian...

Tampak Alfred berjalan menuju ruangan kerjanya. Terlihat para dokternya dan suster memperhatikannya akan tetapi Alfred tidak memperdulikannya.

Iapun masuk kedalam ruangannya setelah itu menutup pintunya. Ketika didalam, Alfred melepas jubah yang dikenakannya dan ia memakai baju dokter.

Setelah itu iapun duduk di kursinya dan mulai mencatat sesuatu. Tapi, saat mencatat sesuatu....

"Wah kenapa baru sampai? padahal sudah setengah jam aku menunggu," terdengar suara seorang wanita dibelakangnya Alfred.

Alfred dengan sigap langsung berdiri dari tempat duduknya dan melihat siapa yang berdiri dibelakangnya.

"Ah Ashley, maaf membuatmu menunggu," ucap Alfred.

"Umm karena kamu rekan ku dan sudah sering menolongku, aku memaafkannya tapi hanya untuk hari ini," ketus Ashley.

"Ah terserah kau sajalah," Alfred duduk di kursi yang berhadap-hadapan dengan Ashley.

"Ashley, apakah kamu siap menjalankan tugas baru?" tanya Alfred.

"Kapan?" tanya Ashley.

"Minggu depan," singkat Alfred.

"Apa?! secepat itukah? kamu saja belum menyelesaikan tugasmu! masa ada tugas baru lagi sih Minggu depan," kata Ashley yang tidak setuju dengan tugas barunya.

"Ah tugas yang sekarang? besok aku sudah tidak mengerjakannya lagi karena sudah selesai," jawab Alfred sembari tersenyum.

"Oh... secepat itukah? perasaan belum dua hari kamu menyamar tapi kamu sudah menyelesaikannya," tutur Ashley.

"Sudah kubilang kan bahwa aku ini Agen Rahasia yang sudah profesional! jadi menjalankan tugas bisa diselesaikan dengan cepat," ucap Alfred yang menyombongkan dirinya lagi.

"Ah inilah akhir dari semuanya, kamu menyombongkan kemampuan mu lagi padahal banyak Agen Rahasia yang lebih hebat darimu!" ujar Ashley.

"Hmm sudahlah intinya kamu harus mengerjakan tugas baru di Minggu depan. Tugas itu mudah kok, kamu hanya menyamar lalu mengintai setiap perilaku siswa maupun siswi SMA. Sedangkan aku menyamar dan akan mengurus semuanya," kata Alfred.

"Oh jadi tugas menyamar?! akan seru nih, baiklah aku setuju. Sudah ya kalau begitu aku mau pulang dulu, sampai jumpa," Ashley bangkit berdiri kemudian berjalan keluar dari ruangannya Alfred. Namun ketika sampai didepan pintu...

"Hmm Ashley, apakah kamu mau....." belum sempat menyelesaikan kata-katanya, Ashley memotongnya.

"Mau apa? mau jadi pacar? hahahaha," potong Ashley seraya tertawa.

"Ah... hmm iya! selama masa tugas penyamaran ini, kita pura-pura pacaran saja untuk melindungi identitas diri. Karena tugas penyamaran kali ini memakan waktu yang cukup lama! aku saja akan mengambil cuti ketika mengerjakan tugas ini," tutur Alfred.

"Oh jadi pacaran kontrak ya? hmm baiklah. Lagipula aku juga membutuhkannya untuk di keluargaku! sudah ya, sampai jumpa lagi," Ashley keluar dari ruangannya Alfred lalu menutup pintu ruangannya Alfred.

"Hahahaha kenapa sekarang aku merasa grogi? padahal aku sudah banyak menggombali cewek, ya hanya menggombal nya saja sih, gak mengajaknya pacaran apalagi berhubungan gitu. Memang aku ini adalah orang yang aneh," gumam Alfred yang bicara dengan dirinya sendiri.

***

"Suster Natalie, anda tahu tidak kalau misalnya dokter Alfred itu adalah dokter hebat di dunia?" tanya suster Victoria.

"Ah aku gak tahu lagipula tidak ada nama dokter Alfred dijajaran dokter-dokter terhebat di dunia kecuali ya dokter misterius yang tak pernah memperlihatkan wajahnya. Itupun namanya bukan dokter Alfred," jawab Natalie.

"Ya, by the way dokter Alfred itu tampan ya? saya jadi pengen pacaran dengannya. Besok aku tembak ah," tutur suster Victoria.

"Apa?! kamu mau menembak dokter Alfred! tidak! tidak! aku tidak akan pernah biarkan dokter Alfred terluka! memangnya kamu bisa menembak dengan pistol ya?" ucap Natalie dengan polosnya.

"Ish bukan begitu maksudnya! maksudku itu menembaknya menjadi pacarku gitu loh. Sering banyak cerita romantis tapi kok bodoh masalah dunia percintaan," ketus suster Victoria.

"Hahahaha aku jadi ingin cepat-cepat besok kalau kaya begini," ujar Natalie. Victoria mengangguk. Ketika mereka tidak bicara lagi, dokter David datang dan duduk ditengah-tengah mereka.

"Ngobrolin apaan nih tadi? kok keliatannya seru banget?" tanya dokter David.

"Ah kami hanya mengobrol tentang masalah di rumah," jawab Natalie seraya menyantap hidangannya.

"Iya kita sedang mengobrol tentang masalah di rumah," saut Victoria.

"Oh begitu ya? hahahaha pantesan saja terlihat seru," singkat David seraya tertawa. Ketika mereka bertiga sedang berbincang-bincang, datang Alfred yang sepertinya akan membeli makanan di rumah sakit.

Melihat kedatangan Alfred ke kantin rumah sakit secara tiba-tiba membuat dokter, suster dan beberapa pengunjung rumah sakit yang ada di sana menatapnya dengan tatapan kagum akan ketampanannya.

"Astaga....jadi ini dokter kandungan yang jarang ke kantin rumah sakit...."

"Dia sangat tampan seperti malaikat yang dikirim untukku ya?"

"Ah aku pengen menjadikannya sebagai pacarku,"

Banyak orang yang membicarakan Alfred namun Alfred tidak memikirkannya. Natalie bangkit berdiri kemudian berteriak.

"Dokter Alfred! jangan makan yang lemak-lemak ya!" teriak Natalie seraya tersenyum. Namun tidak seperti biasa, Alfred hanya menoleh kearahnya tanpa mengeluarkan sepatah katapun setelah itu ia kembali berfokus pada pedagang kantin.

"Eh? kok tumben sikapnya dokter Alfred jadi dingin?" batin Natalie ketika melihat dokter Alfred yang tiba-tiba saja berubah menjadi dingin bagaikan ice.