Beberapa menit kemudian...
Alfred keluar dari tempat persembunyiannya dan masuk kedalam sebuah mobil. Alfred terpaksa mencuri mobil orang yang terparkir tidak jauh darinya.
Setelah itu ia mengendarai mobil tersebut menuju tempat Jennifer berada, sebelumnya Alfred sempat berkomunikasi sebentar dengan Jennifer tapi tidak ditempat persembunyiannya melainkan saat dia habis lompat dari gudang tua dan masuk kedalam mobil.
Sedangkan disisi Ashley...
Terlihat Ashley membawakan makanan dan minuman untuk Alanna yang begitu tajam menatapnya.
"Nih makan dulu, kalau kamu gak makan nanti kamu bisa mati," ujar Ashley dengan dingin.
"Biarkan saja! lebih baik aku mati disini daripada kerjasama dengan kalian semua!" teriak Alanna.
"Hey kenapa sih susah berpaling kamu? kami juga akan melindungi semua orang yang mau dipihak kami kok," jawab kesal Ashley.
"Kamu tidak tahu apa-apa! lebih baik lepaskan aku!" lagi-lagi Alanna berteriak. Ashley yang geram langsung menampar wajahnya.
"Berisik!" bentak Ashley. Kemudian Ashley berjalan kearah pintu dan berdiri di sana.
"Kamu pasti ada hubungan khusus dengan Harrison ya hingga mengabdinya sama dia seperti ini?" curiga Ashley. Alanna tak menjawab. "Percuma saja kamu mengabdi sama dia, dia hanya memanfaatkan kamu sebagai kunci. Apalagi kamu adalah Agen Rahasia Rusia yang handal," lanjut Ashley.
"Bagaimana kamu bisa tahu aku adalah Agen Rahasia Rusia?" tanya terbata-bata Alanna.
"Hmm kamu pikir, penampilan ku seperti ini itu bodoh? aku tahu semuanya bahkan sampai nama anakmu aku juga tahu," ujar Ashley dengan sombongnya.
Alanna melotot saat Ashley mengatakan ia tahu siapa nama anaknya.
"Lebih baik kau lepaskan aku sekarang, kita akan kerjasama. Kamu ikut saja bergabung dengan kami!" ucap Alanna sontak.
"Enggak akan! aku tidak akan pernah bekerjasama dengan siapapun kecuali dengan Wallace," tolak Ashley.
Alanna melirik kearah tangannya yang terikat, kemudian ia melompat dan berusaha menyerang Ashley dengan tangan yang terikat. Namun Ashley tidak mau susah-susah melawan Alanna, ia mengambil pistol yang berisi obat bius dan menembakkan nya ke Alanna. Seketika pun Alanna langsung pingsan. Ashley duduk di sofa dan menatap kearah Alanna.
"Aku dilawan," ujar santai Ashley.
***
Ditempat Alfred berada...
Kini Alfred sedang mengendarai mobil box hitam. Namun Alfred tidak memakai masker nya lagi, kini dia memakai topeng wajah seseorang. Ya, seseorang yang ikut andil dalam penyerangan teman-temannya itu.
Di bagasi mobil terdapat Jennifer, Alex, Judith, Carl, dan Emma. Mereka semua terlihat lemas setelah disiksa dengan keji oleh anak buah Harrison. Dan kini Harrison berencana membawa mereka semua ke suatu tebing dan didalam tebing tersebut terdapat lab dimana lab tersebut biasanya digunakan untuk penelitian para ilmuwan gila yang berencana menghancurkan dunia. Kenapa mereka dibawa kesana? karena mereka akan dieksekusi oleh para ilmuwan gila secara keji itu.
Mobil box yang dikendarai oleh Alfred saat ini, dikawal oleh beberapa mobil dari Agen Rahasia Rusia alias anak buah Harrison.
"Aku akan membalaskan dendam dengan orang-orang yang telah menyakiti orang-orang terdekatku," batin Alfred.
Disamping tempat duduk Alfred terdapat orang, yakni salah satu Agen Rahasia Rusia yang memimpin perjalanan mereka menuju lab yang berada di tebing.
"Lincoln, aku senang sekali bisa menjalankan tugas seperti ini. Apalagi kita begitu sulit untuk melumpuhkan para Agen CIA," ujar Darwish, Agen Rahasia Rusia yang duduk disebelah Alfred.
"Ya. Agen CIA kini bisa dikalahkan dengan mudah," jawab Alfred dengan suara berbeda, yakni suara pemilik orang asli yang ia lumpuhkan sebelum nya.
Sembilan belas menit kemudian...
Alfred berserta Agen rahasia Rusia sampai di lab yang mereka tuju. Alfred bersama dua orang lainnya membawa Jennifer serta kawan-kawannya masuk kedalam lab tersebut dan mengurung mereka terlebih dahulu di penjara bawah tanah.
Namun saat sesampainya dipenjara bawah tanah, Alfred langsung menembak mati kedua orang yang membawa Jennifer serta lainnya. Ia juga sempat merusak CCTV penjara bawah tanah agar ia bisa dengan leluasa membawa Jennifer dan kawan-kawannya pergi.
Jennifer dan kawan-kawannya sudah menyangka bahwa Alfred lah yang sedang berada didekat mereka, sejak tadi.
"Jen, kamu masih kuat untuk melakukan misi kan?" tanya Alfred mendekati Jennifer. Jennifer mengangguk pelan.
"Yang lain? apakah masih mampu untuk melakukan misi selanjutnya?" tanya Alfred menatap kawan-kawannya. Semuanya mengangguk.
"Oke bagus, sini ikut aku bentar. Yang terutama kalian harus bisa keluar dari sini lalu mengerjakan misi selanjutnya," Alfred mengajak mereka ke sisi kiri penjara bawah tanah.
Ia mengeluarkan sebuah tablet dan menjelaskan secara detail bagaimana mereka bisa keluar dari penjara bawah tanah tanpa melalui pintu utama.
Didekat penjara bawah tanah terdapat sebuah ventilasi udara. Mereka bisa kabur melalui ventilasi tersebut tapi sebelum itu mereka harus menyingkirkan batu yang ada di ventilasi. Alfred kini yang menjadi pemimpin mereka saat ini, ia begitu lihainya menjelaskan serta menyusun rencana agar mereka bisa menang.
Setelah membahas rencana baru mereka, Jennifer bersama teman-temannya mulai beraksi.
Jennifer, Axel, dan Emma. Menyingkirkan batu-batu yang ada di ventilasi udara. Setelah itu mereka kabur melalui ventilasi itu sembari membawa senjata yang telah diberikan oleh Alfred.
Sedangkan Alfred, Carl, dan Judith. Mereka harus memakai topeng wajah Agen Rahasia Rusia yang telah Alfred lumpuhkan sebelumnya. Judith menyamar sebagai Alanna, Carl menyamar sebagai Edward karena Edward berurusan dengan komputer. Sedangkan Alfred menjadi Lincoln yang sebenarnya adalah tangan kanan ketiga Harrison setelah Edward dan Alanna.
Namun sebelum itu, Carl dan Judith harus keluar dari penjara bawah tanah melalui ventilasi. Lalu masuk kedalam lab melalui pintu utama.
Sedangkan Alfred berjalan ke lab dari penjara bawah tanah. Namun sebelum itu, ia harus berpenampilan babak belur layaknya habis dihajar.
Dan misi pun dimulai. Semua bersiap diposisi, Alfred sudah berada di lab dengan kondisi wajah memar. Tak hanya wajah, bagian tangan dan kaki pun dibuat memar. Dia berjalan pincang layaknya orang habis dihajar habis-habisan.
Orang-orang yang ada di lab itupun terkejut melihat dirinya yang babak belur seperti itu. Darwish yakni Agen Rahasia Rusia yang sebelumnya sempat duduk disamping Alfred, langsung menghampirinya serta beberapa Agen Rahasia Rusia lainnya.
"Lincoln apa yang terjadi? kenapa kamu bisa begini?" tanya panik Darwish.
"Tadi, Agen CIA itu berhasil kabur dan mengalahkan kami. Hanya aku yang masih selamat," ujar Alfred dengan nada lemah.
"Astaga! Leon, panggil Harrison dan beritahu masalah ini! Sea! Dave! bawa bawa Lincoln ke ruangan ku," Darwish berdiri lalu memerintahkan anak buahnya.
Alfred tertawa didalam hatinya karena sedikit-sedikit rencananya berhasil.
Anak buah yang diperintahkan oleh Darwish mulai bergerak. Leon memanggil Harrison yang ternyata ada di sana, sedangkan Sea dan Dave membawa Alfred ke ruangannya.
Dua menit kemudian...
Baru saja Alfred duduk dan berniat untuk diobati, Harrison datang dengan wajah yang panik.
"Lincoln!" ucapnya sembari membuka pintu ruangan Darwish. Terlihat Darwish berada tepat dibelakang Harrison.