Chereads / Kesempatan kedua / Chapter 15 - Hukuman Dimulai

Chapter 15 - Hukuman Dimulai

"Let's play the games.

I want to know how big your strength is"

MarvellinoJovian

Violet terlihat cantik dengan gaun yang dipakainya saat ini, membuat Tommy tersenyum saat melihatnya menuruni tangga.

"Are you ready? Oh Damn!! You look so beautiful, Beib!" puji Tommy membuat Vio tersenyum bangga.

"Thanks my bebeh! Kamu juga terlihat tampan." balasnya sambil menilai penampilan Tommy.

Keduanya berencana untuk menghadiri sebuah pesta perjamuan tapi Violet tidak tahu siapa yang menyelenggarakan pesta itu, Violet hanya diminta untuk menemani Tommy.

"Ayo kita berangkat, sebelum terlambat sampai tempat pesta nanti." ucap Tommy seraya melihat jam di pergelangan tangannya.

Tidak perlu menunggu lama Vio dan Tommy sudah berada di jalanan, jalanan yang padat membuat Tommy tidak bisa melajukan kendaraan roda empat ini dengan kecepatan tinggi. Mereka harus mau mengalah dan bersabar, karena malam ini juga adalah weekend sehingga banyak orang yang memilih pergi keluar menghabiskan weekend mereka.

Sampai di ballroom pesta kolega Tommy. Padahal selama ini Violet tidak pernah mau mendatangi acara seperti ini, acara yang menurutnya sangat membosankan. Tempat orang-orang kaya memamerkan kekayaan mereka. Bagi Violet, pesta seperti ini sangat tidak cocok dengan dirinya. Sejak dulu Violet tidak pernah menyukai pesta - pesta yang digunakan sebagai ajang pamer itu meski Violet juga berasa dari keluarga cukup terpandang.

Memasuki ballroom dengan menggandeng tangan Tommy, semua mata memandang kearah mereka berdua membuat Violet merasa tidak percaya diri.

"Tom, kenapa mereka melihat ke arah kita terus?" Tanya Vio sambil berbisik.

"It's oke. Mereka hanya mengagumi gadis cantik yang sedang berada di sampingku ini

Karena kamu benar-benar terlihat sangat cantik." Puji Tommy menenangkan seraya mengusap tangan Vio yang melingkar di lengannya.

Violet saat ini mengenakan gaun berwarna silver yang cukup terbuka di bagian belakang dan di bagian dadanya sedikit memperlihatkan belahan dadanya yang montok ke semua orang.

Violet berubah, ita. Dia berubah dari segi apapun, penampilan yang dulu selalu sederhana meski modis sekarang penampilannya lebih berani dan terbuka.

Violet berjalan mengikuti kemanapun kaki Tommy melangkah. Tommy memperkenalkan Vio kepada orang-orang yang cukup di kenalnya di dalam pesta itu. Melihat siapa yang datang di pesta itu membuat Violet bisa menebak kalau pesta ini bukan pesta dari orang biasa, pesta ini pasti pesta yang diselenggarakan oleh orang penting.

Violet berjalan dengan anggun tanpa menyadari ada sepasang mata yang mengawasinya sejak awal dia memasuki ballroom dengan geraham yang mengeras.

"WTF! What are you wearing queen? Kamu telah memperlihatkan semua milikku ke semua orang. Selama ini aku menjaganya dan kamu dengan beraninya memperlihatkan semuanya dengan cuma - cuma?" Geram Marvel dengan tangan mengepal kuat, Marvel selama ini tidak pernah mengijinkan Violet memakai pakaian yang terbuka seperti yang dipakai Violet saat ini.

Sekarang, Violet berjalan dengan pria yang katanya adalah kekasihnya saat ini dengan pakaian yang mengundang tatapan liar para pria di dalam pesta ini. Ini sudah tidak bisa dibiarkan oleh Marvel, Marvel tidak suka.

Violet dan Tommy terus menemui orang-orang yang dikenal oleh pria itu . Violet hanya mengikuti kemana langkah Tommy karena dia tidak mengenal siapapun disini, Violet merasa sebagai orang asing di tengah kerumunan. Dia bosan, ingin sekali keluar dari ruangan ini. Rasanya sesak berada di kerumunan orang-orang yang saling berlomba memamerkan kekayaannya membuat Violet terjebak.

"Hello mr. Jovian! How are you?" Sapa Tommy saat melihat Marvel di depannya. Violet tiba - tiba merasa tegang saat mendengar Tommy menyebut nama pria yang berusaha dia hundari itu. Tanpa menoleh ke arah pria yang disapa oleh Tommy, ia ingin segera mungkin bisa keluar dari ruangan ini dan menjauhi Marvel.

"Hai! I'm good. Thank you." Marvel menjawab dengan formal.

Violet semakin gusar saat merasa ada yang menatapnya dengan tajam seolah sedang menguliti dirinya, dengan perlahan Violet menoleh melihat ke arah Marvel dan benar saja. Pria itu terlihat sedang menatap tajam ke arah Violet, tanpa memperdulikan Tommy yang ada di samping Violet.

"Tom, sorry. Aku ke kamar mandi sebentar."

"Butuh bantuan?" Tawar Tommy basa - basi.

"Oh tidak perlu, aku tau jalannya. Kamu silahkan kembali mengobrol dengan kenalan kamu."

Marvel mengetatkan rahangnya, melihat Violet dengan Tommy yang begitu akrab dan mesra membuatnya kebakaran jenggot. Marvel tidak suka miliknya disentuh pria lain meski itu adalah koleganya sendiri.

"Kamu mau bermain - main rupanya Queen? Ok, kita mulai permainan yang kamu inginkan dan aku akan bermain di dalamnya juga." Batin Marvel masih dengan mata yang melihat ke arah Violet yang berjalan menjauhinya.

Setelah kepergian Violet, Marvel juga undur diri dari hadapan Tommy. Marvel melangkah mengikuti langkah Violet dan saat Vio masuk ke dalam toilet, Marvel mendorongnya dan langsung mengunci pintu.

Menarik dan langsung melumat bibir Violet. Memberikan Violet ciuman keras dan penuh kerinduan. Bibir Marvel terus melumat tanpa ampun dan tanpa memberikan Violet kesempatan untuk melawannya atau menghindar.

Nafas Violet memburu, tangan Marvel kini mulai meremas dada Violet yang hampir keluar. Dia marah melihat dada Violet yang hampir tumpah dan dipertontonkan pada semua pria hidung belang di pesta itu. Melihat Violet yang menerima perlakuannya, Marvel semakin berani. Tangannya menjulur ke bawah, menuju milik Violet.

"Kamu sudah sangat basah, Queen." ucapnya sambil mengelus milik Vio. Nafas Violet semakin terputus-putus, birahinya semakin memuncak karena perlakuan Marvel kepada miliknya. Pertama kalinya dia mendapatkan sentuhan langsung di miliknya dan dilakukan oleh tangan kekar Marvel.

"Do you like it?" bisik Marvel seraya lidahnya menjilat telinga Violet dengan jari yang terus berada di dalam Vio.

Bukan jawaban yang keluar dari bibir Violet melainkan desahan yang cukup membuat Marvel tersenyum senang. Marvel semakin brutal. Jari-jarinya semakin memainkan milik Violet dengan penuh semangat.

"Lihatlah, ternyata kamu masih sangat sempit dan akulah pria pertama yang akan memasuki tubuh kamu dengan keras." Bisik Marvel tepat di depan telinga Violet dengan menggigit daun telinga Violet.

Marvel menyeringai. Merasa permainannya berhasil dan membuatnya semakin yakin kalau sebentar lagi Vio akan kembali jatuh kedalam pelukannya.

"Faster, Queen?" tanyanya menggoda. Violet tidak menjawab tetapi menganggukkan kepalanya.

"WTF! What are you doing?" Sentak Violet saat Marvel menghentikan perbuatannya secara tiba-tiba. Marvel hanya tersenyum menyeringai mendengar teriakan Violet yang marah.

"Kamu menginginkan aku, Queen. Katakan kamu menginginkan aku dan aku akan memberikan semuanya untukmu."

"Say it queen! Katakan, Queen!" Marvel membentak Violet yang masih setia dengan kebisuannya.

Marvel kembali menyentuh milik Violet. Kali ini dengan sedikit kasar dia memainkannya membuat desahan Violet kembali memenuhi seluruh ruangan.

Marvel sudah tidak tahan lagi. Dia membetulkan pakaian Violet yang berantakan karena ulahnya dan membopong tubuh lemas Violet.

Marvel sudah memesan kamar di hotel ini. Awalnya Marvel hanya memesan kamar untuk dia beristirahat tetapi keberuntungan berpihak kepadanya, dia bertemu Violet di pesta yang dia datangi.

"Sekarang kamu tidak bisa pergi lagi dariku, Sayang."