"Keana!" panggil Regan berusaha menyadarkan temannya. Lelaki itu pun kembali menekuk muka karena Keana.
"Eh! Iya, kenapa?" ucap Keana dengan gelagapan. Apakah ia melamun terlalu lama? Bodohnya!
"Kenapa ngelamun terus, hm?" tanya Regan langsung bergerak duduk di kursi sebelumnya. Maniknya pun menatap Keana dengan pengertiannya.
Ah, tatapannya. Ternyata memang benar, diantara lelaki dan perempuan sangat mustahil jika ada persahabatan. Karena untuk saat ini, Keana mengakui kekalahan. Gadis itu telah jatuh ke dalam pesona seorang Regan. Seorang teman yang harusnya ia dukung bersama dengan Vanya. Sahabat sekaligus teman sebangkunya.
Namun mengapa, Keana tak pernah bisa menghapuskan nama Regan dalam hatinya. Ia tak boleh mengkhianati Vanya setelah lamanya mereka bersama. Keana juga tak boleh mengingkari janji persahabatan antara ia dan Regan begitu saja.