Rizky hanya bisa menundukkan kepala di dalam sebuah sel yang menahannya. Napasnya terus saja berhembus begitu panjang seolah begitu menyesali apa yang telah ia berbuat 1 tahun lalu kepada sahabatnya. Lelaki itu adalah seorang pembunuh tak berhati dan juga tidak memiliki rasa malu di depan orang-orang di sana. Ia sungguh tak memiliki sedikitpun rasa kasihan pada orang-orang yang telah ditinggalkan Reno yang telah begitu lama bersedih karena ulahnya. Jika saja saat itu Rizky sama sekali tak terpengaruh oleh hasutan Megalani dan juga Aarav, kemungkinan besar ini semua takkan terjadi.
Tatapan lelaki itu kini telah beralih memandang tangannya sendiri. Tangannya begitu kotor oleh darah Reno yang hari itu telah kecelakaan. Rasanya begitu menyedihkan saat Rizky melihat secara terang-terangan apa yang terjadi pada mereka. Namun saat itu entah apa yang sedang Rizky pikirkan sampai-sampai sebuah senyum bahagia terbit di bibirnya.