"Bunda maaf! Abian bener-bener nggak sengaja, jangan hukum Bunda dan keana atas kesalahan yang udah Abian perbuat! Abian yang salah, lalu kenapa Bunda dan Keana yang pergi dari rumah? Kalian nggak salah, jadi mohon balik ke rumah!" Ucap Abian dengan nada penuh permohonan. Lelaki itu belum juga bangkit dari posisinya. Yang masih terus bersimpuh di bawah kaki sang Bunda. Masih menggenggam dengan arah telapak tangan Megalani di depannya.
Air mata Abian untuk kesekian kalinya jatuh. Lelaki itu tak bisa lagi membendung kesedihannya. Kesalahannya begitu besar hingga wanita sebaik Megalani pun tak bisa memaafkannya. Abian mulai sadar betapa buruk dirinya. Abi yang telah dipaksa untuk membuka lebar-lebar kedua matanya untuk mengaca. Lihat seberapa buruk sifat dan kelakuannya. Melihat seberapa lancang sikapnya. Dan bercermin seberapa buruk keberingasan.