Entah untuk ke berapa kalinya , lelaki itu terus menghela napas dengan panjangnya. Maniknya terus saja menatap bosan dengan posisi tangan yang menyangga kepala. Pandangan Bastian terus tertuju pada Keana dan juga salah seorang teman baiknya. Entah telah berapa lama pula keduanya bercengkerama tanpa mengikutsertakan ia.
Telinga Bastian terus mendengar suara kekehan dari bibir Keana. Maniknya pun oterlihat sangat gembira saat bertemu dengan Ales di rumah Bastian sana.
Awal mulanya, Keana memang ketakutan saat tahu Aleslah yang datang. Ingatan tentang kejadian penculikan terus saja terngiang di pikiran Keana. Sungguh sebenarnya Keana tak mau dekat- dekat dengan Ales apapun situasinya. Namun saat ia menyadari ada Bastian di sana, entah mengapa ia merasa tenang seolah sang singa telah datang didampingi pawangnya.