"Argh!" lenguhan terus saja terdengar dari lantai dua rumah Abraham. Lelaki itu merasa sangat bosan. Entah mengapa hari ini terasa semakin panjang. Ia hanya ingin Keana untuk cepat pulang. Namun kenapa waktu seolahh bergerak dengan malas- malasan.
Abian terus menggulingkan badan ke kanan dan kiri ranjang. Lelaki itu terus saja melirik kearah jam dinding yang yang terpasang di dinding kmar. Jam 12 siang. Kenapa jam itu masih menujuk kearah angka yang sama. Apakah jam itu mati? Pikir Abian.
Namun beberapa saat kemudian, ingatan Abian kembalinpada sebuah peristiwaa yang pagi tadi sempat membuat lelaki itu merasakan sebua kelegaan. Lelaki itu telah mengungkapkan aapa yang ia rasakan. Ia telh mengatakan semua pada sang gadis kecil kesayangan.
Saat pagi hari tadi,