Sepanjang perjalanan, Keana hanya diam. Maniknya terus menatap keluar kaca mobil dengan muka memerahnya. Bagaimana bisa gadis itu tak menyadari jika kancing bajunya berantakan. Bahkan perut ratanya telah tampak akibat kesalahannya. Bodohnya!
Abian yang menyadari perubahan sikap Keana hanya diam. Tak ada sedikit kalimat yang ia ucapkan untuk mengakhiri sebuah kecanggungan. Maniknya terus menatap fokus pada jalanan seraya menyungging sebuah senyuman. Entah mengapa, hari ini Keana begitu terlihat menggemaskan.
Abian melajukan mobilnya semakin cepat di jalan raya. Jam telah semakin siang hingga dapat dipastikan jika Abian dan Keana terlambat datang ke sekolah mereka.
Dan tepat beberapa menit kemudian, mobil Abian telah sampai di depan gerbang SMA Harapan Bangsa. Gerbang itu telah tertutup dengan sebuah gembokan di sana. Dari dalam gerbang, tampak seorang guru BK beserta dengan anggota OSIS tengah sibuk untuk menghukum para siswa yang datang terlambat di sana.