Now, its really the real goodbye...
Goodbye my first love.
Setetes peluh kluar dari mata ayu. Segera ayu mengusap wajahnya di belakang jaket angga.
"eh, jangan lap muka lo di jaket gue" teriak angga
Dasar menyebalkan!
Padahal gue lagi sedih karena lo!!!
Huhu dasar jahat! menyebalkan!
Tangisan ayu semakin menjadi-jadi menangisi perasaannya yang harus dilepasnya dan juga sikap Angga yg menyebalkan hingga ingus di hidungnya ikut kluar.
Sreeetttt
Rasaiin gue lap ingus gue ke jaket lo!
Ayu mengelap ingusnya dijaket angga. Angga yang menyetir motor merasa aneh, jaketnya seperti ditarik-tarik dibelakang. Angga pun mengarahkan spion motornya ke arah ayu
"ehh... Lo apaain jaket gue?!" angga melirik ke wajah ayu setelah ayu selesai, tersisa bekas ingus di garis diatas bibir ayu. Wajah ayu juga sembab. Angga khawatir melihat ayu.
"Lo nangis?" tanya Angga dengan sedikit berteriak, khawatir.
"gak bisa gini" ujar Angga.
Angga memarkirkan vespanya segera ke mart yang dituju matanya. Lalu turun dari vespanya dan berdiri di samping kiri ayu, menatap ayu. Sedangkan Ayu menunduk, malu juga sedikit takut. Ini kali pertama Ayu didapati Angga sedang menangis.
Angga mengangkat dagu ayu dengan tangan kanannya, dilihatnya wajah memelas ayu. Dagu ayu di angkat dengan terpaksa ayu memperlihatkan wajahnya, Ayu melihat kerut kening angga.
dia marah...
Angga langsung masuk ke mart meninggalkan ayu. Ayu yang mendapati angga marah semakin merasa bersalah.
gue tangisin lo tapi kenapa malah lo yang marah?
Emang salah gue sih ngelap air mata sma ingus gue di jaket lo, elo sih nyebelin!
tiba-tiba ada kresek mengarah didepan wajahnya
"nih..." angga memberikan kresek itu pada ayu
Dengan perasaan yang tak enak ayu mengambil kresek itu. Tepat setelah ayu menerima kresek itu angga langsung melepas jaketnya dan memberikan jaketnya pada ayu
"sekalian lap ingus lo, cuciin juga nih!"
ayu menerima jaket angga, lalu memeriksa isi kresek disana ada tissue dan juga eskrim mochi rasa matcha. Ayu segera mengambil tissue itu dan mengelap sisa ingus yg di notice angga
Aduhhh malu-maluin banget sih gue
"Kita langsung pulang aja"
Ayu diam setuju tanpa ada penolakan seperti biasanya, sebab ayu tahu ini salahnya. Salahnya yang mengotori jaket Angga
"tumben lo gak berontak gue suruh, gak protes juga gue batalin traktiran" ujar angga selagi menyalakan kembali kendaraannya
Broom broom brom
"penampilan gue sekarang malu-maluin, lagi pula salah gue juga karena emang yg kotorin jaket lo itu gue"
"lo baru sadar?"
"apaan?"
"penampilan lo... malu-maluin"
"ugh.. Nyebelin banget sih lo"
"lo sih, nangis.. Dasar bocah!"
Buk
Ayu memukul punggung angga kesal.
"Buru! gue mau tepar di kamar"
Padahal gue kira lo bakal marahin gue dan buat suasana jadi gak nyaman. Kadang gue takjub dengan kita... Kita yang bisa keluar dari suasana tak menyenangkan seperti tadi...
Lo emang bener Ga, cewek yang dapetin lo itu beruntung.
.
.
.
Senin pun tiba, hari senin yang berbeda dari 12 thn Ayu menjalani masa pendidikan. Senin ini tidak ada upacara! Dan yang paling penting, tidak ada seragam! Setidaknya hanya itu keuntungan yang Ayu rasakan.
Ayu, senin ini sudah menetapkan diri untuk membuang perasaannya dan fokus untuk masa depannya karirnya.
Bener! Gue harusnya ikutin kata nyokab, pacaran pas kerja aja!
Ayu mengangkat kedua tangannya setinggi bahu dan mengepal, memberi semangat pada dirinya sendiri. Zae yang menyaksikan ayu bertanya
"lo kenapa lagi dah?"
"hah? Gak papa kok" ayu segera meletakkan kembali kedua tangannya ketempat semula dan kembali menikmati santapan yang ada didepannya.
Buk
Tiba-tiba zaenab menggebrak meja, di tengah Ayu menikmati makan siangnya itu. Membuat ayu sedikit tersentak kaget dibuatnya.
"ssss.... zae apa sih, bikin kaget aja"
"eh... Lo kan temen deket dengan senior angga, gue mau tanya dong"
Ayu menghela nafas dengan sedikit tidak nyaman menjawab "go ahead"
Zae.. padahal gue udah bertekad move on kok nanyain Angga sih...
Zae mendekatkan wajahnya, melirik kiri dan kanan lalu suaranya dipelankan
"kak angga udah punya pacar belom?"
Mendapat pertanyaan seperti ini membuat hati ayu juga tersentak. Tapi wajah temannya zaenab sumbringan ingin tahu membuat ayu tak tega jika mengabaikan pertanyaannya.
"Cari gebetan yang lain aja, lo udah gak ada kesempatan. Udah ah.. gak usah nanya-nanya tentang Sanior Angga lagi deh"
"emang kenapa?! gue nanya juga bukan karena mau gebet senior Angga keleus."
"trus ngapaiin lo tanya dia punya pacar atau gak?"
"Sejak gue denger cerita lo, gue ada feeling..."
"feeling? suka kan sama Angga" potong ayu
"suka sih... eh, maksud gue bukan gitu yu" zaenab langsung menyangkal dengan menggerakkan kedua tangannya
Ayu hanya menggeleng-geleng dengan sangkalan zaenab
"ih dibilangin, feeling gue bilang kalo Sanior Angga itu punya perasaan sama lo yu"
"eh zae, gue tau lo itu peka. Tapi kali ini... lo ngada-ngada!"
aduh... zae kok peka banget sih, untung Angga gak sepeka Zae... atau harusnya gue berharap Angga peka kayak Zae?
apasih gue, gimana mau move on kalo masih mikir gini
"apa gue salah?" ragu zaenab "kayaknya iya deh gue salah, kalo emang bener feeling gue. Kak Angga gak akan sedekat itu dengan kak Vira" ujar zaenab kemudian sambil memperhatikan ke belakang ayu
"udah.. gak usah bahas Angga deh"
"kenapa? lo cemburu?" goda zae
"gila kali, ngapain? gue cuma ngerasa gak enak aja. Berasa kayak orang yang kita omongin (Angga) natap gue zae"
"emang, kan dibelakang lo ada orangnya. Tuhh... dari tadi ngeliat arah sini yu" zae menunjuk senior angga yang ada di belakang ayu baru tiba di kantin dan duduk di kerumunan teman-temannya. Hampir saja ayu berbalik memastikan tapi ia tahan.
Tuh kan bener, pantesan gue ngerasa familier sama situasi kayak gini.
Ahh sial...
Bomat lah, emang kenapa kalo dia (Angga) mantau gue. Itu cuma kekhawatiran sama adeknya doang. Jangan berfikir berlebihan yu! Ingat! Move On! Angga udah punya seseorang!
"ehh Senior Angga jalan ke sini?"
Ayu yang mendengar zaenab akhirnya berbalik juga tapi telat, kepala ayu rasanya ada yang menahan. Benar saja, tangan angga menetap di atas kepalanya. Membalikkan kembali kepala ayu ke samping menyorot angga dan duduk di samping ayu yang sedang menikmati makanannya dgn tangannya yang masih terparkir dikepala ayu
"hai" sapa angga
"hai! Hai! Salam tuh Assalamu alaikum!" kesal ayu melengserkan kepalanya agar terlepas dari tangan angga
"waalaikum salam" balas angga kemudian tersenyum
"halo kak Angga" sapa Zae
Ayu yang melihat Zae merasa takjub dengan perubahan Zaenab.
Dasar Zae, tapi kayaknya tadi gue denger nama kak vira? Apa jangan-jangan kak vira orang spesial yang dimaksud angga?
"oh halo?"
"aku yang kemarin antar surat Ayu kak"
"oh iya gue ingat, siapa lagi nama lo? gue lupa"
"hehe... aku emang belum sempat ngenalin diri kak, aku zaenab. Sahabatnya Ayu"
"gak! mana ada! gue gak pernah anggep lo sahabat" sangkal ayu
"jahat banget sih yu"
"kalian temen sma?" tanya angga pada juniornya, angga merasa tak pernah melihat zaenab disekitar ayu saat sma
"iya kak, kita kenal pas sma tapi aku pindah kak, aku di sana cuma 3 bulan"
"ohh pantesan"
"gue duluan" ayu berdiri dari tempatnya, hendak meninggalkan zae dan angga. Tapi tangannya ditahan oleh Angga
"kenapa? makanan lo belum habis. Lo kan bukan orang yang suka sisaiin makanan"
Ayu melepas paksa genggaman angga di tangannya dengan menghentakkan tangannya sendiri
"kak, gue udah bilang. Jangan sokap sama gue kalo di kampus" ayu pergi meninggalkan Angga.
Ada apa ini? apa feeling gue bener?
Tapi aneh banget, kemistri kak angga sama kak vira tadi juga cocok banget...
ahh gak tau ah...
Zaenab memilih mengemasi barang-barangnya ingin menyusul ayu yang pergi begitu saja. Zae juga merasa tak enak untuk tetap tinggal menggali informasi untuk membenarkan dugaannya, karena suasana disekitar Angga langsung berubah.
"hm.. kalo gitu aku juga pamit ya kak"
"dek, tolong awasin ayu ya"
"oh iya kak" zaenab undur diri, merasa semakin meragukan hubungan antara ayu dan senior angga
"dia bisa sakit kalo kayak gini" gumam Angga menatap makanan yang disisa oleh Ayu
.
.
.
Angga duduk termenung di ruang bem sembari menunggu anggota lain tiba untuk mengadakan rapat. Tiba-tiba ada Vira yang datang mengagetkan angga dengan memegang kedua bahu angga.
"anjing kaget gue, siapa sih?" angga terdengar sedikit emosi
"gue ga" jawab vira tersenyum mengambil tempat duduk disebelah kanan angga
"gue kira ilyas, hampir gue sembur lo"
"eiyy... Sejak kapan ilyas on time kalo lagi rapat? Selalu aja ada alasannya"
"bener juga sih, btw lo tau gak kenapa kak Rudy ngumpulun anggota bem?"
"hm... Mungkin mau bahas tentang penerus selanjutnya?"
"udah deh kalo gitu gue pulang" angga langsung tak bersemangat begitu mendengar jawaban vira mengenai hal yang membuat anggota bem dikumpulkan.
"ehh itu kan cuma dugaan gue Ga, tinggal aja dulu sapa tau bukan itu yang di bahas" vira menahan lengan angga
"gue belum nyelesaiin LPJ Orientasi Maba, sekarang mau desak gue jdi ketum bem?" protes angga "kalo kak rudy nyariin bilang aja gue mau ngurus LPJ" ujar angga kemudian pergi meninggalkan vira disana.
.
Hari begitu terik tapi untungnya Angga duduk di bawah pohon mengeluarkan kepulan asap, entah sudah berapa batang yang angga habiskan. Di tengah angga menikmati sebatang rokok yang dihisapnya tiba-tiba ada yang merebut rokok Angga. Tentu saja angga tak terima lalu mendongak ingin tahu siapa yang berani merebut rokok yang dinikmatinya
"lo ngerokok?"