Chapter 2 - 2

Dengan malasnya Lea bangun dari kasurnya dan langsung ke kamar mandi melakukan ritual mandinya. sebenarnya Lea malas mau berangkat ke sekolah tapi kalau dia tidak kesekolah bisa bisa ga dikasih uang jajan selama sebulan.

Selesai melakukan semua kegiatan paginya Lea langsung kebawah dan makan bersama keluarganya, dengan santainya mereka makan dan sambil bercanda juga, benar benar keluarga yang harmonis. Setelah itu Lea berpamitan untuk berangkat kesekolah.

Sesampainya di sekolah Lea berjalan menyusuri koridor dan lagi lagi Lea bertemu dengan cowok itu lagi dengan tampang yang begitu tampan

Sialan kenapa coba gue ketemu sama tuh orang lagi, bosan gue liatnya. Mana dia liatin gue lagi, aduh gimana nih, ah pura pura gak liat aja deh. Ucap Lea dalam hati

Lea buru buru berjalan ke arah kelasnya sambil pura pura tidak melihatnya, tapi tanpa disangka dia menarik tangan Lea dan menarik kearah lapangan.

"hey lepasin tangan gue!!! " teriak Lea

"ahh ayo lah ka ikut gue kelapangan" berjalan sambil memegang tangan Lea

Lea bingung kenapa dia ditarik oleh Devano, sampai dilapangan Devano melepaskan tangan Lea dan mengambil Toa di lantai lapangan dan mulai berbicara.

"hayy teman teman bisa dengerin gue sekarang?? Ada yang ingin gue sampaikan" teriak Devano

"lo ngapain sih" bisik Lea

"diam aja lo ka"

"oke teman teman, gue ada sedikit penguman buat kalian dengar. Kalian pasti udah taukan siapa disamping gue ini, dia adalah Lea Anatasya dan gue ingin menyatakan cinta kepadanya"

Lea tidak bisa berkata apa apa lagi dengan muka yang sangat pucat dan disaksikan oleh seluruh siswa disekolahnya.

"Lea Anatasya lo mau ga jadi cewe gue? "

"lo apaan sih dev malu tau"

"ya udah ka jawab aja mau ngga? Awas aja nolak!! " ancam Devano

Aduh gimana nih terima gak ya? Kalau diterima keenakan dia bisa dapetin gue entar dikira gue cewek apaan terima terima dia. Tapi kalau gue nolak dia malu banget muka gue apa lagi dia ngancem gue lagi. Aa gue maunya sama Wanda bukan sama nih brondong sialan. Ucap Lea dalan hati

"gimana ka jawabannya??"

Gak tau kenapa mulut Lea ngomong bilang Ya, padahal dalam dirinya bilang ngga. Oh no!!!

"coba lo bilang lagi ka, lo bilang apa? "

Sambil mendekatkan wajahnya ke arah Lea

Jantung Lea berdetak lebih kencang dari biasanya. "aaaa gue gak tau!!!" buru buru Lea meninggalkan Devano yang sedang terdiam atas jawaban Lea.

Devano sangat senang dengan apa yang dijawab oleh Lea, dengan muka merahnya yang lucu. Siswa pun berhamburan entah kemana setelah semua berkumpul dilapangan.

"Cie Lea sekarang udah punya pacar ga jomblo lagi nih yeee" ucap siswa yang lain

"Apaan sih lo"

Lea segera masuk kedalam kelas dan segera duduk dibangkunya sambil menutup wajahnya dengan tasnya.

Sisca buru buru menghampiri Lea dan mempertanyakan seribu pertanyaan yang membuat Lea pusing.

"Le, kok lo bisa sama tuh adik kelas? " tanya Sisca

"ga tau"

"lo jadian sama dia le? "

"ga tau"

"ah lo mah ditanya tanya jawabnya ga tau ga tau mulu, jawab kenapa sih le"

Dengan lemah Lea bicara "gue ga tau Sis kenapa tuh anak tiba tiba nembak gue"

"tapi kok bilang iyah sih"

"gue ga tau Sis, tiba tiba nih mulut bilang iya"

"jangan jangan dia jodoh lo lagi?

"gila lo!!! " bentak Lea

"biasa aja dong gak harus bentak kali. Eh Le, tapi yaa kalau gue liat liat kayaknya dia beneran suka deh sama lo"

"sotoy lo"

"ihh serius le, dari cara dia mandangin lo tuh beda kayak udah kenal lama gitu"

"ngaco lo. Ah bodo amat gue"

Tak lama kemudian bel tanda masuk sudah berbunyi para siswa segera masuk kedalam kelas dan mengikuti pelajaran dengan seksama tapi tidak dengan Lea yang masih memikirkan hal yang dialaminya tadi.

Tiba tiba Pak Suroso menghampiri meja Lea.

"Lea Anatasya!!!"

"aaa kenapa sih! "

"bagus kamu ya bengong di mata pelajaran saya"

"ma..aaf Pak saya, saya itu pak... " ucap Lea terbata bata

"itu apa Lea, sekarang kamu keluar dan keliling lapangan lima kali putaran sekarang! " perintah Pak Suroso

"Tapi Pak, jangan hukum saya Pak"

"Segera Lea"

"baik pak"

Lea keluar kelas dan segera ke lapangan untuk melakukan hukuman yang diberikan oleh Pak Suroso.

"aagghhhh mimpi apa gue semalam udah ditembak sama brondong ditambah lagi sama dihukum suruh lari lima putaran, gila gila"

Sesampai dilapangan Lea melihat ada cowok yang sedang berlari dilapangan dan sepertinya dihukum juga. Lea pun segera berlari keliling lapangan dan tidak disangka sangka ternyata cowok itu adalah Devano cowom yang baru saja jadi pacarnya.

"Lo lagi lo lagi dimana mana ketemu lo terus"

"dihukum juga ya ka, sama sama dihukum berarti kita jodoh ka!"

"apaan sih lo dev, gue ga mau sama li tau ga!! "

"kenapa ka, gue kan ganteng"

"ganteng sih, tapi gak dengan kelakuan lo"

"makin cantik aja pacar gue"

"pacar!!! Ogah!!! "

"ya pacar gue lah, kan lo udah terima gue jadi pacar lo ka"

"bukan gue yang bilang ya" kilah Lea

"terus siapa yang jawab hantu? Ada ada aja lo ka"

Lea meninggalkan Devano yang tadi sama sama berlari tapi Lea segera berlari duluan agar tidak bersama sama lagi. Setelah mengeliling lapangan Lea duduk dibangku karena kakinya yang sudah kesakitan. Tak Lam kemudian Devano menghampiri Lea yang sedang duduk dan berjongkok ke arah Lea dan memijit kaki Lea yang sakit

"lo ngapain sih" sambil menepis tangan Devano

"diem aja sih ka, aku mau mijitin kaki kakak yang sakit" ucap Devano

Lea terdiam dengan perlakuan yang di berikan kepada Devano.

Lama mereka terdiam Devano lalu membuka suara terlebih dahulu.

"ka, bisa ga kita ga usah panggil lo gue lagi? "

"kenapa emang" ketus Lea

" ya kan kamu pacar aku ka, jadi ganti dong nama panggilnya jangan lo gue"

"ish siapa lagi yang mau jadi pacar lo"

"ka aku serius ka"

"heyyy kalian ngapain disitu, cepat masuk kelas malah pacaran lagi!! " tiba tiba guru datang dan menyuruh mereka masuk kekelas dan mereka segera berlari menuju kelas.

Flasback 1 tahun

Waktu itu dikala Devano bermain skateboard ditaman, dia melihat sosok perempuan yang jarang diliatnya sedang duduk ditaman sendirian dengan mata sembab. Vano segera menghampirinya dengan pelan dan duduk di sampingnya.

" hey kok lo nangis?"

Tapi wanita itu hanya menunduk diam tanpa satu katapun, dan vano mencoba mengeluarkan suara kembali.

"hallo kok diem aja sih, lo kenapa kok nangis sih? Maaf kalau gue kepo. Tapi gue ga bisa liat cewek sendirian duduk ditaman sendirian dan menangis"

Perlahan wanita itu mengangkat wajahnya dan melihat kearah vano dan tiba tiba memeluk vano. Vano terkejut akan tindakannya ingin vano melepaskan pelukannya tetapi dia tidak tega untuk melepaskannya.

Vano memberikan tepukan ke punggung wanita itu supaya lebih tenang. Setelah menenangkannya, wanita itu melepaskan pelukannya.

"maaf" katanya

" gak papa kok santai aja, kenalin gue vano" vano mengulurkan tangannya tapi tidak direspon sama wanita itu

"gue Lea" dia menjawab siapa namanya tanpa menjabat tangan vano

"kenapa lo sendirian disini dan kenapa lo nangis? "

"gue diselingkuhi sama pacar gue apalagi dia selingkuh sama temen gue sendiri" Lea menangis sejadi jadinya

"kenapa lo tangisin cowok brengsek seperti dia? "

"lo ga tau aja, gue sayang banget sama dia apapun udah gue lakuin,tapi apa balasannya dia nyelingkuhin gue dan itu sakit banget"

"sekarang lo mau ngapain setelah tau dia nyelingkuhin lo? " tanya Vano

"gak tau"

"gini ya le, gue kasih tau ke lo dari pada lo buang waktu sama cowok kayak gitu mendingan lo tunjukin ke dia kalau lo itu bisa tanpa dia tunjukin kalau lo itu kuat dan bisa caei penggantinya, gue yakin pasti dia nanti nyesel" saran Vano

"emang bisa? "

"bisa dong, selama lo ada niat untuk melupakannya pasti bisa kok"

"yaa gue harus buktiin ke dia kalau gue bukan cewek lemah" semangat Lea sambil menghapus air matanya

"itu baru cewe keren"

Tiba tiba tanpa disangka sangka hujan turun sangan derasnya buru buru mereka berlari kearah tempat yang bisa melindunginya dari hujan.

Lea terlihat kedinginan tanpa basa basi Vano melepaskan jaketnya dan memakaikannya ke Lea. Lea sangat terkejut akan tindakan Vano kepadanya.

"lo.. Lo ngapain?" gagap Lea

"gue tau lo kedinginan, makanya gue kasih jaket ke lo".

"tapi, gak papa kok" sambil melepaskan jaket tapi Vano melarangnya.

"ya udah pake aja"

"maa.. Maakasih"

"sama sama, btw lo pulang naik apa? Mau gue anterin? "

"hmm ga usah gue udah mesen taksi kok"

"ohh gitu, ya udah kalau gitu"

Tak lama kemudian taksi datang dan Lea berpamitan dengan Vano kalau dia mau pulang. Akhirnya mereka berpisah di taman tersebut, dan mungkin ini adalah pertemuan pertama dan terakhirnya.

Hujan akhirnya reda dan Vano pergi menuju ke arah motornya yang sedang terpakir disana. Dan kalian jangan heran jika Vano baru kelas 3 SMP sudah mengendarai motor karena dia suka berkendaraan.

Sesampai dirumahnya dia langsung ke kamarnya dan segera mandi. Setelah mandi Vano duduk di tempat tidurnya dan memikirkan wanita itu kembali.

"sebenarnya dia cantik, manis tapi ada yaa cowok yang berani nyakitin dia? Gue tau ini pertemuan pertamanya, tapi gue yakin suatu saat nanti gue bisa bertemu dengannya lagu dan membahagiakan dia. Saat itu juga Vano merasakan apa itu cinta.

Flashback off

Vano sedang asik menonton tv di ruang tamu, tapi tidak dengan pikirannya, pikirannya sedang melamunkan seorang wanita yang dia temui satu tahun lalu. sedang asiknya melamun tiba tiba seorang wanita paruh baya duduk disampingnya. Dia wanita yang sangat Vano sayangi.

"van, kok senyum senyum sendiri nak? Padahal acara tv gak ada lucu lucunya deh" ucap mama

"aa,, ehh apa mah" kaget Vano

"tuh kan ngelamunin siapa? "

"hmm kepo deh mama"

"cerita dong ke mamah? " bujuk mama

"ngga ah,, ini rahasia laki laki mah,, udah ah Vano mau ke kamar dulu besok udah sekolah" ucapnya

Mama hanya menggelegkan kepalanya melihat kelakuan anak satu satunya.

"Vano masuk kedalam kamar dan segera tidur dengan nyenyaknya.

Keesokan harinya Vano berangkat kesekolah dengan hati yang sangat gembira. Setelah Vano sarapan dan berpamitan dengan orang tuanya, Vano segera berangkat kesekoah dengan motornya itu, Vano menikmati udara dipagi hari banyak orang orang yang akan melakukan aktivita mereka masing masing dan Vano senang melihatnya karena semua orang tampak sibuk.

Tiba di sekolah Vano segera memakirkan motornya dan berjalan menuju kelasnya karena ini adalah hari pertamanya belajar setelah 3 hari MOS.

Tidak lama kemudian bel tanda masuk pelajaran dimulai semua siswa berhamburan masuk kedalam kelas setelah itu tidak lama guru masuk kedalam kelas dan segera memulai pelajarannya semua tampak serius begitu juga dengan Vano.