Chapter 4 - 4

Lea masuk ke kelas dengan raut muka yang sedih yang terlihat oleh sahabatnya sisca

Dia menghampiri sahabatnya yang sedang duduk sambil memainkan HPnya.

"Le, lo gak papa kan?" Ucap Sisca

"gue gak papa kok Sis"

"Kelakuan Wanda emang ga bener,kenapa sih lo suka sama dia Le?" Tanya Sisca

"Gue gak tau sis, kenapa gue suka sama dia walaupun udah disakiti berkali kali tapi disini masih sayang" sambil menunjuk ke hatinya.

"Lo gak kasian sama Vano, gue yakin dia jodoh lo"

"ihhh apaan sih lo"

"lo harus move on Le, lo gak bisa begini terus ada Vano yang selalu ada buat lo, lo tau siapa yang bela lo saat Wanda menghina lo?"

"Gue tau Sis, dia selalu ada buat gue, tapi gue gak cinta sama dia" jawab Lea

"Lo harus Cinta sama dia, belajar buat menyayangi dia seperti lo sayang sama Wanda, tapi Wanda memang ga pantes buat lo"

Lea hanya terdiam dengan apa yang diomongkan dengan Sisca.

Bel tanda masuk telah berbunyi Siswa dan siswi segera berhamburan masuk kedalam kelas dengan tertib dan tenang disaat guru sedang menjelaskan materi yang dibahas.

*******

kringgg kringgg kringggg

Lea langsung berdiri setelah pelajaran selesai dan segera merapikan buku - bukunya untuk bersiap pulang.

"Le, buru buru banget sih" ucap Sisca

"Gue lagi gak mood Sis jadi mau langsung pulang aja"

" Gue anter lo ya?" tawar Sisca

" Gak perlu Sis gue bisa pulang sendiri kok, thanks ya tawarannya gue pulang"

saat Lea mau pulang dia melihat seorang cowok yang sedang berdiri di depan kelas. Alangkah terkejutnya Lea ada dia di depan matanya. Dengan cepat dia melangkahkan langkahnya pergi dari situ.

" Le, tungguin" Ucap Deva sambil mengejar Lea

Vano segera menarik tangannya dengan lembut.

"Le, aku anter pulang ya?"

"Gak perlu Van gue bisa pulang sendiri." ucap Lea

"Please Le, gue anter ya. Gimana atas permintaan maaf aku, aku anter kamu ya"

Sejenak Lea berpikir dan entah kenapa dia mau dianter pulang sama Vano.

"Oke"

Dengan raut bahagia Vano dan Lea disampingnya menuju parkiran sekolah,tanpa berbbicara satupun yang berbicara lagi diantara mereka.

Vano yang sibuk menenangkan dirinya yang gugup, sedangan Lea sibuk memikirkan tentang kenapa dia mau dianter pulang dan rasa bersalahnya telah menerima Vano sebagai pacarnya.

"Hmmm... Lea" ucap Vano

"Ya?" ucap Lea sambil menoleh kearah Vano

" Kamu masih marah sama aku?" Ucap Vano

"udah tau dia marah masih aja lo tanya" Batin Vano

"hmm.. ngg,,gak kok Van"

"serius kan Le, tapi lo cantik kalau marah"

"ye reseee ahh!"

Tiba diparkiran Vano langsung menaiki motor ninjanya dan memasangkan helemnya.

"Kenapa diem? Ayo naik"

Vano bingung sambil melihat Lea yang terdiam sambil menggigit bibirnya.

"Le?"

"Ehh, iya ?"

"Kamu kenapa sih diem aja ayo naik, gak mau ya naik motor?" ucap Vano

" hmm nggak Van, Aku cuma takut"

" Takut?" tanya Vano sambil menaikkan sebelah alisnya

"Motor kamu serem"

"Serem kenapa? Ada - ada aja kamu, yaudah naik aku bantin"

Lea segera naik ke motornya dengan dipegangi tangannya oleh Vano.

" udah siap. kita jalan"

Sepanjang jalan mereka terus bercanda, mengobrol seakan tidak ada masalah diantara mereka. Sepertinya Lea mudah beradaptasi dengan Vano hingga gadis itu tak segan segan menunjukkan sikap aslinya seperti didepan sahabatnya.

******

"Sudah sampai pacarku"

"Ishh kamu apaan sih" sambil memukul lengan Vano dengan bercanda

"Pelan - pelan" Ucap Vano sambil mengulurkan tangannya agar memudahkan Lea turun.

"Aku bisa sendiri kok"

Tapi saat Lea turun dari motornya, dia terjatuh ke aspal dan itu sakit sekali.

"Le, kamu gak papa? kan udah dibilangin aku bantuin turunnya kamu gak mau akhirnya jatuh kan" bawel Vano

Lea terdiam dengan sikap yang dilakuin oleh Vano.

"Ya udah masuk ke rumah ya, gak papa kamu kuat kok. oh ya besok aku jemput kamu ya"

Lea masih terdiam terpaku dengan sikap Vano yang peduli dengannya.

"Le, kamu gak papakan, gak kesurupan kan? ucap Vano

"eh... hmmm nggak kok Van, ga papa"

"Aku besok jemput kamu ya " ucap Vano lagi

"Gak usah, aku bareng teman kalau pagi, jadi gak perlu"

" Kalau gitu pulangnya aja bareng"

"Gak! Gak usah Van" Ucap Lea dengan gelagapan

"Ya udah ga apa apa, besok aku bawa motor yang lain aja deh"

"Kamu ga ada niat beli motor baru lagi kan?" selidiki Lea

Vano mencubit pipi Lea dengan gemasnya.

" Aku ada motor lainnya kok dirumah tenang aja, gak bakal beli motor lagi kok, lagian ngapain beli motor lagi karena kamu. emang kamu siapa?" tanya Vano

"Oh iya Aku kan bukan siapa - siapanya kamu" balas Lea

"Becanda sayang. yaudah aku pulang ya" ucap Vano dengan mengacak rambut gadisnya dengan sayang

Lea hanya diam setelah kepergian Vano. Dia masih gak menyangka saat cowok itu mengucapkan kata sayang untuknya. Lea segera memegang jantungnya untuk merasakn detakan jantungnya.

"Untung jantung gue masih normal" ucap Lea dan menghembuskan nafas lega

"Tau ahh bodo!" ucap Lea dengan tersenyum sendiri.

Malam ini Lea sedang merenungi perkataan sahabatnya Sisca bahwa dia harus move on.

"Gue harus bisa move on dari Wanda. harus cuma move on dari Wanda mah gampang" tekat Lea

Lea mengambil HPnya untuk bercerita pada sisca.

LeaN : Siscaaaaaaa!!!!!!!

Sisca_ : apaaaaaa!!!!!

LeaN : Gue mau move on

Sisca_ : Ya udah liat aja bertahan sampai kapan :D

LeaN : IHHH apaan sih lo malah ngejekin

Sisca_ : iya iya semangat ya Lea sahabatku... hahaha

LeaN : Iklas ga lo semangatin gue

Sisca_ : iyah iklas kok.

LeaN : SEMANGAT !!!!!

Sisca_ : Cie cie yang dianterin pulang sama Doi

LeaN : sirik aja lo

Sisca_ : dihh apaan lo, belagu lo, yang tadi nangis siapa ya ?

LeaN : gue benci sama Wanda, segitu hinanya gue dimata dia apa lagi tuh brondong ngeselin juga tauuu

Sisca_ : ngeselin lo juga suka hahaha , tapi si Wanda gak usah lagi deh peduli lagi

LeaN : iyah makanya gue mau move on

Sisca_ : ya udah sekarangkan lo udah punya pacar, Wanda buat gue aja :D

LeaN : Ehh jangan dong...

Sisca_ : ya udah lah terserah lo aja. gue ngantuk bayyyy....

LeaN : babayyyyy

Lea juga sudah mengantuk dan langsung meletakkan Hpnya disamping tidurnya. Disaat dia baru saja memejamkan matanya tiba - tiba saja hpnya berbunyi.

ting!

"Perasaan tadi udah gue matiin deh" pikir Lea

DevanoAA : Hallo sayang

LeaN : Ihh apaan sih Van, jangan panggil kaya gitu

DevanoAA : Ya ga papa lah sama pacar sendiri ini

LeaN : Bodo

DevanoAA : kamu sekarang udah gak malu malu lagi ya udah gak jaim - jaim lagi kaya dulu waktu awal ketemu. wkwk

LeaN : Ya sekarangkan udah kenal ngapain lagi malu - malu wkwk

DevanoAA : hahahaha kakuan banget yaa

LeaN : tau ah, udah ah aku ngantuk Van. Night yaa

DevanoAA : Have a nice dream Sya

LeaN : Sya??

DevanoAA : biar beda sama yang lain

DevanoAA : terserah situ aja deh

Lea langsung menatikan hpnya dan segera memejamkan matanya.

****

Keesokan harinya Lea berangkat kesekolah dengan Sisca karena mobil yang biasanya dia pakai sedang dibengkel. Setiap paginya anggota OSIS sudah menunggu di depan untuk menjaga gerbang. Tiba - tiba langkah Lea terhenti dengan adanya seorang cowok yang sudah menunggunya di depan gerbang sekolah.

Disana, ya Devano memasang muka dengan manis.

"Selamat pagi Sya" ucap Vano

"Pagi"

"Cuek banget sih kamu?"

"Ga papa" cuek Lea

"semangat belajarnya ya?" ucap Vano sambil mengacak rambut Lea

Lea bengong dengan sikapnya Vano yang begitu manis terhadapnya. Rapi dia cepat sadar dari kebengongannya.

"Iya selamat belajar juga"

Dengan langkah seribu Lea berjalan ke arah kelasnya meninggalkan sahabatnya.

"Eh Le tungguin" dengan cepat Sisca berlari menyusul Lea

Lea masuk ke kelas dengan Sisca yang menertawakannya atas sikapnya tadi.

"Apaan sih Sis, lo ya ketawa mulu ada yang lucu emang?"

"banget" ketawanya semakin jadi

" rese lo"

kring kring kring

Saat pelajaran sedang berlangsung tidak sengaja Lea melihat kearah pintu luar kelasnya, seketika Lea terpanah dengan seorang cowok ya siapa lagi kalau bukan Wanda cowok yang Lea kagumi walaupun dulu sudah diselingkuhi waktu dulu sebelum mereka putus, disakitin tapi dia semakin cinta.

Mata Lea tidak bisa berhenti menatap Wanda yang lewat. Tiba tiba saja sebuah benda melayang ke udara dan menghantam kepala Lea.

"Lea Anatasya!! kenapa kamu bengong?!" ucap guru

"A..aaanu Bu ada yang lewat" ucap Lea dengan polosnya

"Kamu coba jelaskan yang tadi ibu sudah jelaskan?" Tanya Guru

Tapi Lea hanya terdiam tanpa bisa menjelaskan satu katapun.

"Sekarang kamu berdiri didepan kelas"

"Taapi Bu..."

"sekarang!!!"

"Baik Bu"

Dengan rasa malu yang ditonton oleh teman sekelasnya Lea berjalan ke arah epan dan berdiri di depan kelas sampai jam mata pelajaran selesai.

Akhirnya bel tanda selesai pelajaran usai dan Ibu Guru berpamitan kepada siswanya dan Lea diperingati untuk tidak melakukan hal seperti itu lagi.