Chapter 3 - 3

Lea sedang asik membaca novel di dalam kelas saat waktu istirahat, dan Sisca datang menghampiri Lea yang sedang membaca novel kesukaannya.

"Le, kantin yuk, laper nih?" bujuk Sisca

"gue males sis"

"temenin bentar doang, emang lo udah makan? "

"belom" jawabnya singkat

" ya udah ayuk" paksa Sisca dengan menarik tangan Lea

Mau tidak mau Lea menuruti maunya sahabatnya itu untuk pergi kekantin.

"tunggu deh, btw kira kira ada Wanda ga ya?" Lea menghentikan langkahnya

" maybe, kenapa? "

"hmm, kalau dia ada disana gue mau kasih ini kedia" Lea mengeluarkan cokelat yang di ikat pita ke Sisca

"lo yakin mau kasih itu" sambil menunjuk cokelat itu

"iya lah, dah yuk kekantin"

"serah lo dah"

Mereka berdua berjalan menuju kantin, sesampai disana Lea melihat pujaan hatinya sedang duduk bersama teman temannya. Lea segera menuju dimana lelaki itu berada dan meninggalkan Sisca yang mau memesan makanan.

"Lea lo mau kemana?" tanya Sisca

" Kesana la, lo ga liat ada Wanda"

"hmm, ya udah deh, kalau gitu gue pesen makanan dulu ya, lo mau pesen ga? "

"nggak Sis"

Lea menghampiri Wanda yang sedang asik mengobrol sama teman temannya.

"hai Wan" sapa Lea

"hmm, kenapa! " ketus Wanda

Wanda tau kalau Lea itu sangat menggilainya walaupun setahun yang lalu Wanda udah nyelingkuhin dia, tapi dia tetap saja nengejar Wanda.

"ini buat lo" Lea mengeluarkan cokelat untuk Wanda

"Cokelat, buat gue? "

"iya dong, buat lo"

"gue ga suka Cokelat, lo kira gue anak kecil dikasih cokelat apa! "bentak Wanda

" iyah nih ada ada aja lo Le, masa Wanda dikasih Cokelat" jawab teman Wanda

"emang kenapa kalau cokelat? "

"ehh Le denger ya, gue gak mau nih barang, yang gue mau lo tidur sama gue" tawa Wanda dan teman temannya

"maksud lo apa Wan? "

"kurang jelas gue bilang apa? Mau lo?"

"gila lo ya Wan, lo kira gue cewek apaan" jawab Lea

"Lo suka sama gue kan ya udah itu yang harus lo lakuin kalau lo mau jadi pacar gue"

Lea hanya diam dan menangis dengan apa yang di omong sama Wanda. Tiba tiba datang Vano menghampiri Mereka.

Brruughhh

Tiba tiba Vano meninju Wanda yang asik mengetawai Lea kekasihnya

"He mulut lo ga ada ahklak yaa, bisa bisanya lo bicara begitu"

"kenapa emangnya, salah gue ngomong gitu? Dan berani beraninya lo ninju gue, lo ga tau siapa gue? "

"gue ga peduli lo mau siapa? Yang penting kenapa lo maki maki cewek gue!"

"cewek lo nih, lo tanya sama cewek lo nih dia ngapain kasih gue cokelat"

"kalau emang lo gak mau cokelat bisa ga ngomong baik baik harus ngomong gitu! "

Vano menarik tangan Lea untuk meninggalkan kantin yang sudah ramai dengan siswa siswi lainnya.

Lea masih terdiam sambil menangis saat Vano menarik tangannya. Vano menarik tangan Lea menuju ke arah taman belakang sekolah mereka. Tapi tanpa disangka sangka Lea melepaskan tangannya dengan paksa.

"lepasin gue"

"kamu bisa diem ga"

"lo apaan sih narik tangan gue"

"oke oke aku lepasin, tapi please dengerin aku"

"oke"

"gini yaa kamu apaan sih merendah seperti itu, kenapa harus dia sih Le, yang kamu liat kenapa bukan aku? Sadar ga sih kamu dia udah nyakitin kamu berkali kali tapi masih aja kamu kejar" jelas Vano

"lo ga tau gimana peraasaan gue sama dia Van, gue sayang sama dia walaupun dulu dia udah selingkuhin gue tapi gue sayang"

"kamu bukan sayang Le, itu obsesi"

"terserah lo mau ngomong apa, yang pasti gue sayang sama dia"

" Please Le, aku ini pacar aku"

"siapa yang mau jadi pacar lo, lo aja nembak gue"

" kapan sih kamu liat ke aku Le, aku sayang sama kamu aku tulus sama kamu tapi kamu tetap ke dia yang udah nyakitin kamu"

"eh anak kecil dengerin gue ya, gue gak suka sama lo paham! " Lea neninggalkan Vano yang masih terdiam. Beberapa saat Vano tersadar.

"kamu denger ya Le, aku akan buat kamu jatuh cinta sama aku bagaimana pun caranya, karena aku tulus sama kamu" teriak Vano ke Lea yang sudah pergi namun masih terdengar jelas teriakannya

Aku pastiin kamu akan jatuh cinta sama aku Le, aku pastiin itu. Aku akan perjuangkan cinta aku.

****

ea masuk ke kelas dengan raut muka yang sedih yang terlihat oleh sahabatnya sisca

Dia menghampiri sahabatnya yang sedang duduk sambil memainkan HPnya.

"Le, lo gak papa kan?" Ucap Sisca

"gue gak papa kok Sis"

"Kelakuan Wanda emang ga bener,kenapa sih lo suka sama dia Le?" Tanya Sisca

"Gue gak tau sis, kenapa gue suka sama dia walaupun udah disakiti berkali kali tapi disini masih sayang" sambil menunjuk ke hatinya.

"Lo gak kasian sama Vano, gue yakin dia jodoh lo"

"ihhh apaan sih lo"

"lo harus move on Le, lo gak bisa begini terus ada Vano yang selalu ada buat lo, lo tau siapa yang bela lo saat Wanda menghina lo?"

"Gue tau Sis, dia selalu ada buat gue, tapi gue gak cinta sama dia" jawab Lea

"Lo harus Cinta sama dia, belajar buat menyayangi dia seperti lo sayang sama Wanda, tapi Wanda memang ga pantes buat lo"

Lea hanya terdiam dengan apa yang diomongkan dengan Sisca.

Bel tanda masuk telah berbunyi Siswa dan siswi segera berhamburan masuk kedalam kelas dengan tertib dan tenang disaat guru sedang menjelaskan materi yang dibahas.

*******

kringgg kringgg kringggg

Lea langsung berdiri setelah pelajaran selesai dan segera merapikan buku - bukunya untuk bersiap pulang.

"Le, buru buru banget sih" ucap Sisca

"Gue lagi gak mood Sis jadi mau langsung pulang aja"

" Gue anter lo ya?" tawar Sisca

" Gak perlu Sis gue bisa pulang sendiri kok, thanks ya tawarannya gue pulang"

saat Lea mau pulang dia melihat seorang cowok yang sedang berdiri di depan kelas. Alangkah terkejutnya Lea ada dia di depan matanya. Dengan cepat dia melangkahkan langkahnya pergi dari situ.

" Le, tungguin" Ucap Deva sambil mengejar Lea

Vano segera menarik tangannya dengan lembut.

"Le, aku anter pulang ya?"

"Gak perlu Van gue bisa pulang sendiri." ucap Lea

"Please Le, gue anter ya. Gimana atas permintaan maaf aku, aku anter kamu ya"

Sejenak Lea berpikir dan entah kenapa dia mau dianter pulang sama Vano.

"Oke"

Dengan raut bahagia Vano dan Lea disampingnya menuju parkiran sekolah,tanpa berbbicara satupun yang berbicara lagi diantara mereka.

Vano yang sibuk menenangkan dirinya yang gugup, sedangan Lea sibuk memikirkan tentang kenapa dia mau dianter pulang dan rasa bersalahnya telah menerima Vano sebagai pacarnya.

"Hmmm... Lea" ucap Vano

"Ya?" ucap Lea sambil menoleh kearah Vano

" Kamu masih marah sama aku?" Ucap Vano

"udah tau dia marah masih aja lo tanya" Batin Vano

"hmm.. ngg,,gak kok Van"

"serius kan Le, tapi lo cantik kalau marah"

"ye reseee ahh!"

Tiba diparkiran Vano langsung menaiki motor ninjanya dan memasangkan helemnya.

"Kenapa diem? Ayo naik"

Vano bingung sambil melihat Lea yang terdiam sambil menggigit bibirnya.

"Le?"

"Ehh, iya ?"

"Kamu kenapa sih diem aja ayo naik, gak mau ya naik motor?" ucap Vano

" hmm nggak Van, Aku cuma takut"

" Takut?" tanya Vano sambil menaikkan sebelah alisnya

"Motor kamu serem"

"Serem kenapa? Ada - ada aja kamu, yaudah naik aku bantin"

Lea segera naik ke motornya dengan dipegangi tangannya oleh Vano.

" udah siap. kita jalan"

Sepanjang jalan mereka terus bercanda, mengobrol seakan tidak ada masalah diantara mereka. Sepertinya Lea mudah beradaptasi dengan Vano hingga gadis itu tak segan segan menunjukkan sikap aslinya seperti didepan sahabatnya.

******

"Sudah sampai pacarku"

"Ishh kamu apaan sih" sambil memukul lengan Vano dengan bercanda

"Pelan - pelan" Ucap Vano sambil mengulurkan tangannya agar memudahkan Lea turun.

"Aku bisa sendiri kok"

Tapi saat Lea turun dari motornya, dia terjatuh ke aspal dan itu sakit sekali.

"Le, kamu gak papa? kan udah dibilangin aku bantuin turunnya kamu gak mau akhirnya jatuh kan" bawel Vano

Lea terdiam dengan sikap yang dilakuin oleh Vano.

"Ya udah masuk ke rumah ya, gak papa kamu kuat kok. oh ya besok aku jemput kamu ya"

Lea masih terdiam terpaku dengan sikap Vano yang peduli dengannya.

"Le, kamu gak papakan, gak kesurupan kan? ucap Vano

"eh... hmmm nggak kok Van, ga papa"

"Aku besok jemput kamu ya " ucap Vano lagi

"Gak usah, aku bareng teman kalau pagi, jadi gak perlu"

" Kalau gitu pulangnya aja bareng"

"Gak! Gak usah Van" Ucap Lea dengan gelagapan

"Ya udah ga apa apa, besok aku bawa motor yang lain aja deh"

"Kamu ga ada niat beli motor baru lagi kan?" selidiki Lea

Vano mencubit pipi Lea dengan gemasnya.

" Aku ada motor lainnya kok dirumah tenang aja, gak bakal beli motor lagi kok, lagian ngapain beli motor lagi karena kamu. emang kamu siapa?" tanya Vano

"Oh iya Aku kan bukan siapa - siapanya kamu" balas Lea

"Becanda sayang. yaudah aku pulang ya" ucap Vano dengan mengacak rambut gadisnya dengan sayang

Lea hanya diam setelah kepergian Vano. Dia masih gak menyangka saat cowok itu mengucapkan kata sayang untuknya. Lea segera memegang jantungnya untuk merasakn detakan jantungnya.

"Untung jantung gue masih normal" ucap Lea dan menghembuskan nafas lega

"Tau ahh bodo!" ucap Lea dengan tersenyum sendiri.