Chereads / Ino : Your Lie Make One / Chapter 3 - 1. Bohong

Chapter 3 - 1. Bohong

"Sorry bro, Gue ajak bolos dihari ketemu ciwi-ciwi imut gini"

"Emmmm, nggak masalah. Lama juga gak liat dirimu, Kemana?" Katanya menepuk pundak laki laki disampingnya

"Sibuk"

"Orang sibuk suka bolos?"

"Pedes seperti biasa. Lo nggak liat rambut gue baru? Gue panjangin biar kayak rocker berambut hitam yang kerennnnn. Lo ga pengen ubah bentuk rambut coklatmu sedahi itu?"

"Buat apa?" Jawabnya singkat

"Ya buat narik adek kelas lah, awas ntar gada bocah baru yang nengok lu"

~ Kuroo - kun ~ Gantengnya si rambut kuning ~ Yukiouji - kun ~ Wahh, gantengya pangeran ~

"Tuh ada" Ucapnya sembari melemparkan senyum dan lambaian kepada mereka

"Sialan, Di jalanan kota pun ada yang kenal" ungkapnya lirih

"Thanks udah ajak keliling" Ucap pria berambut kuning menyelipkan tanganya ke hoddie warna abu - abu menutupi tubuh tingginya

"Yoks bro. Sekolah gue arah kanan, gue duluan" Pamit laki - laki berambut panjang hitam sepundak. Si hoddie abu - abu melambaikan tangan ke arah laki laki yang tak lagi memperlihatkan punggungnya. Saat menurunkan tanganya, ada sebuah handphone mengarah persis ke dirinya

~ Cekrek ~

"Buat apa?" tanyanya keheranan kepada perempuan didepannya. Seharusnya hal ini sudah biasa terjadi, tapi karena sudut jarak foto terlalu dekat menjadi sangat mengganggu dirinya

"Aaaaaaaa,,,, Lihat ada burung elang dibelakangmu" ucapnya menunjuk bangunan modern bertuliskan Burger Shop. "Elang?" tanyanya mengernyitkan dahi. _mana ada elang di tengah keramaian ini, tuhkan ga ada_ ia menoleh ketempat perempuan itu _Sialan ngilang_

---

Tahun ajaran baru dimulai bulan april setelah liburan singkat musim semi di Tokyo. Memang pada umumnya ajaran baru dimulai bulan agustus atau september, Jepang memakai Bulan April untuk tahun ajaran baru karena mengkuti penanggalan pemerintah, disisi lain untuk menyegarkan mata memandang. Bunga sakura bermekaran dimana-mana sangat memanjakan mata bagi siswa sekolah yang keseharian berinteraksi dengan buku dan papan tulisnya.

Senyum ceria ajaran baru telah kembali. Berbagai ekspresi dapat kau jumpai kembali. Tak bakal bisa kau hitung berapa jumlah ekspresi yang siap berinteraksi lagi, tak sedikit muka masam bisa kau dapati sebab belum siap menghadapi rintangan abadi, tapi nyatanya lebih banyak yang tak berekspresi

"Aku sekarang anak SMA! aku pastikan diriku akan memiliki teman. Seorang penyendiri mengenaskan yang hanya mengurung diri dikamar tak punya teman ataupun pacar adalah orang paling menakutkan di dunia ini. Jauhkan hal itu dari diriku tuhan" Bak sumpah tersurat, suara keras terdengar membaca sumpah karangan dirinya. Shizuka Ino, gadis yang mulai merambati jalanan dunia saat ini sedang berapi-api

"Berisik banget si lo" Protesnya kepada gadis bernama Ino. Begitulah dirinya, ekspresif dalam segala sesuatu yang dialaminya. Memiliki mata besar sedikit bulat bewarna coklat gelap selayaknya orang Asia Timur dan Tenggara. Rambut bewarna coklat sepundak tergerai menggelombang kian menghiasi wajahnya

"Sayo, lihat senyumku" ujarnya menarik lebar-lebar ujung bibir tipis warna merah muda itu. Tanganya mengenggam erat saku kanan dan kiri rompi blazer warna biru dongker khas seragam sekolah Jepang. "Ino, kau pamer pakai lipstik ya?" balasnya Hinatsuki Sayo, teman Ino sejak SD dan satu satunya teman

"Enggaklah" jawabnya sedikit memoncongkan bibirnya, "Ini latihan se-nyu-m. Agar aku bisa mendapatkan banyak teman. Rasanya menyenangkan sekali saat diriku membayangkan bagaimana diriku mengenal semua siswa di sekolah ini" ujarnya memegang kedua pipi serta memejamkan mata dalam sekali

"Daripada latihan senyum, mending latihan sadar diri. Sekalian rambutmu rapikan, ini sisir" sayo menyodongkan sisir kearah lawan bicara berambut coklat sepundak

"Ngeselin banget sih lu, lagi seneng seneng gini" gerutunya sambil menyisir rambutnya pelan-pelan

"Kalau rambutmu berantakan, malah nggak ada yang mau temenan sama lu"

"Aaaa, iya juga. Kayaknya gue cocok rambut pendek kayak lu kali ya?"

"Nggak bakal cocok"

Hinatsuki Sayo, pemilik small eyes memiliki sosok yang sangat peduli kepada sahabatnya, ia memiliki rambut sepundak dan berwarna tidak jauh sepert Ino, coklat muda. Tinggi merekapun sama, sekitar 163 m. Nggak lah, 163 cm

Upacara pembukaan tahun ajaran baru telah selesai. Rasanya seperti dua anjing minipom ditengah ratusan gajah disana. Tidak ada yang mengenal perempuan berambut coklat sepundak kecuali Sayo, sahabatnya. Membayangkannya saja sudah lebih mengerikan saat dirinya membayangkan kehidupan siswa no life

"Kelasku disini" Ujar Sayo menunjuk arah kanan setelah menginjakkan kaku di lantai 2. Fakta kelas mereka berbeda, membuat ketakutan gadis itu semakin meruncing, semakin jelas saat terdengar tegukan ludah sangat dalam

~ dug ~ Sayo mendorong gadis itu "Ino, kamu berani" Senyum selebar 1 meter otomatis terbentuk karenanya

---

_Gila Gila Gila Gilaaaaaaaaaaaa!!! semua langsung berkelompokkk. Tidak ada satupun yang menyapakuu. Aaaaaaaaa, tidak ada masa SMA yang dapat kuceritakann pada anakkuuu nanntiiiiiiiii. Bagaimana jika seterusnya begini, apa yang harus aku lakukan. Haa , itu dia_ Gerutunya terhenti

"Permisi saya mau duduk disebelahmu" _Yes, Sikat!_ "Silahkan" sapanya senyum, _Andai disini ada Sayo, pasti gue tau senyum palsu ini cringe apa nggak_ "Wahh, bagus ya antingmu. Sepertinya aku juga suka tasmu, beli dimana?" lanjut Ino menatap tas warna kuning didepannya sekali – kali melirik pemilik berambut kuning tersebut

_Ini gadis maniak kuning bukan sih? bahkan kaos kaki pun kuning. Untung saja hari ini pembukaan, tidak ada sesi kedisiplinan. Kalo nggak pasti mampus_

"Gue nggak tau belinya dimana. Ini dibelikan pacark gue" Balasnya ramah, _Ketara banget senyumnya gak ikhl-aaas_

"Ooo, Yunji ya? Kita sekelas." Celetuk sosok asing bagi Ino datang dari arah pintu keluar. Nampak rambut panjang warna coklat tua tergurai indah dipunggung

"Hana,,,Lihat tasku baru lagi. Dibeliin cowo gue" mengindahkan benda kuning tersebut yang langsung dibalas lambaian lembut tangan kanan milik perempuan bernama Hana "Gelang girls, Kemarin ngedate dapet ini. Itu tas hadiah apa?" tanyanya sembari memperpendek jarak mereka

"Sama, waktu ngedate kemarin lusa" jawabnya sibuk menatap ponsel sembari menggeser terus menerus "Nih liat" lanjutnya, ia menunjukkan sebuah foto pada sosok Hana sangat akrab tanpa gangguan

"Enak ya, pacaran sama anak kuliahan. Bisa langsung diajak ngedate. Gue ngedate kemarin aja janjiannya seminggu sebelumnya"

"Makanya, pindah haluan. Jangan sama cowok yang udah kerja"

"Ada bagusnya tau. Ku minta apa aja langsung go"

"Lu pikir gue enggak apa?" ujarnya sedikit meninggikan volume

"Ara, kalian jangan terlalu berharap sama cowok seperti mereka" mereka berdua mengernyitkan dahi "Bukankah lebih baik membuat mereka termakan omonganmu?"

"Ehh, punya pacar juga?" Tanya perempuan berambut kuning dikucir kuda. "Iya lahh!" (Bohongggg)

"Nama?"

"Shizuka ino, panggil Ino" (bukan bohong)

"Gue Kayoki Hana" Ujar perempuan berambut coklat tergerai, bermata oval lebar sedikit memanjang berpupil coklat pada umumnya. Ia sedikit memiliki tubuh lebih tinggi, anggun dan terlihat lebih dewasa dari teman seumurannya. "Dia, Misako Yunji. Temen gue sejak SD"

"Oh. Gue dulu ditembak ditengah Disneyland tanpa gue minta! Kalian mana ada?" _Yes, mulus_

"Waaaah. Tapi kalo pacar gue sih nggak bakal nembak disana, kayak bocah"

"Gayanya gadis sama om-om ya gitu" goda Yunji

"Enak aja om-om, baru 23"

Sebulan berlalu sejak hari pertama mereka saling menyapa serta mengobrolkan seorang pacar. Termasuk Ino sang karakter utama disini sudah membual puluhan cerita bohongan kepada mereka, Yunji dan Hana.

"Sekali – sekali beri foto pacar lu lah! Lo aja sampai udah kenal sama pacar kita"

~ dering ponsel berbunyi ~

"Aaaaaaaaa, ada telfon dari pacar gue. Cabut duluuuu" Ujarnya tergesa – gesa meninggalkan kelas 10.2