Chereads / Sakitnya Mencintaimu / Chapter 9 - Bab 08

Chapter 9 - Bab 08

Sesuatu Terjadi Padaku - (Kuch Kuch Hota Hai)

Aku percaya pada kekasihku tapi aku gelisah

Aku telah menunggu bertahun tahun

Tapi kau tidak pernah

Mengatakan apa yang aku katakan sekarang

Hatiku dalam keadaan tak berdaya dan diam diam menangis

Apa yang harus kulakukan sesuatu telah terjadi

---

"Hai.." sapa Kamil.

"Hai juga.." sapa Titah juga.

Mereka semua yang ada di aula itu mengeluarkan air mata karena terharu melihat Kamil dan Titah kembali bertemu.

Lalu dengan gugup Titah mengajak Kamil untuk masuk dan bergabung.

"Em Kamil.." kata Titah.

"Ya Titah." sambung Kamil.

"Let's go in and join us in the inside."

"Okay let's .."

"Yes let's go in." ajak Titah.

"Yes let's .." ajak Kamil juga.

"T-Titah.." kata Kamil yang gugup.

"I-iya mil." kata Titah yang gugup juga.

"Inside not it's out."

"Astaghfirullah forget me, sorry Mile, let's get into the hall."

"Ciye Uncle Kamil is wrong hech .." ejek Arya.

"Arya.." tegur Fitra.

"Sorry papa." Arya meminta maaf.

Dan semuanya kembali seperti semula. Kamil bergabung untuk sarapan bersama dengan Titah dan anak-anak di aula tersebut.

Malam harinya ketika semua orang sudah masuk ke tendanya masing-masing hanya ada Titah di depan tendanya. Ternyata Titah sedang mengingat masa lalunya saat harus merelakan Kamil bersama wanita yang ia cintai dan membiarkan Kamil hidup bahagia bersama dengan wanita yang sangat ia cintai Belinda.

Di Depan Tenda Titah..

"Mengapa di saat aku sudah bisa melupakan masa lalu ku tiba-tiba mereka hadir kembali. Kini mereka berada di dekatku saat ini." kata Titah di dalam hati.

-- Flashback On --

Di Taman..

"Ada apa ya Kamil kok mendadak sekali sih ingin bertemu denganku, aku harus cepat." kata Titah sembari berlari dan mencari keberadaan Kamil di taman.

"Duh ini orang kok lama banget sih datangnya." keluh Kamil sembari mondar-mandir menunggu kedatangan Titah.

"Eh gus, gus.." kata Ridwan.

"Em, ya wan kenapa?" tanya Bagus.

"Itu bukannya Kamil ya, dia di sini juga. Tapi eh tunggu dulu deh kok di mondar-mandir begitu sih samperin yuk gus." jawab Ridwan.

"Eh jangan wan, tuh lihat ada si doraemon."

"Wow baling-baling bambu hehe."

"Gua serius juga wan malah bercanda." keluh Bagus.

"Mana sih doraemon?" tanya Ridwan.

"Tuh.. Itu tuh.." jawab Bagus sembari menunjuk ke arah Titah.

"Oh itu mah bukan doraemon gus, tapi fasilitas bule."

"Sama saja wan."

"Oh iya ya sama saja, gus.. Gus.."

"Apaan?"

"Kesana yuk."

"Gak, jangan. Kita lihat saja mereka dari jauh, oke."

"Oke deh."

"Hah.... Hah.... Mil.... Hah.... Sorry gua telat.... Hah.... Hah...." kata Titah sembari menarik nafasnya yang panjangnya karena habis berlari.

"Oke Titah. I LOVE YOU." kata Kamil mengatakan cinta.

"I LOVE YOU TOO." kata Titah yang juga mengatakan cinta.

"Hah ternyata mereka.." kata Ridwan yang terkejut saat keduanya menyatakan cinta.

"Akhirnya.." seru Bagus.

"Jangan akhirnya dulu gus, masih ada kelanjutannya tau. Nih dengerin." keluh Ridwan.

"Iya wan.."

"Ya tentu saja pasti dia akan mengatakan itu ya kan tah?" tanya Kamil.

"D-Dia? Dia siapa mil?" tanya Titah juga.

"Ya dia. Belinda siapa lagi." jawab Kamil.

"Apa Belinda, mil?"

"Iya, oke kalau begitu kita ulang ya. Kau jadi Belinda dan akan menyatakan cinta padanya."

"Oke mil.." kata Titah.

"Oke. Belinda I LOVE YOU."

"I LOVE YOU TOO KAMIL."

"Ya pasti kan tah dia akan berkata seperti itu. Oke baiklah kalau begitu aku akan pergi dan mengatakan cinta padanya." pamit Kamil.

"Iya mil." kata Titah.

"Kenapa mil. Kenapa kamu jatuh cinta bukan padaku tapi dengan wanita lain. Sakit mil sakit sekali rasanya mengetahui ini dari kamu langsung. Hiks.. Hiks.." kata Titah dalam hati, kemudian pergi dari taman.

DI RUMAH TITAH.

"Je bent waar dat tante nu van haar houdt, houdt van onze kabil mijn beste vriend. En mijn gevoelens komen niet mee met mijn veiling, mijn liefde gekoppeld aan de tante van de tante. Mijn hart wordt nu vernietigd en ziek eenmaal ahiil, pijnlijk pijn." kata Titah yang sudah berada di rumahnya dan mengatakan semua perasaannya pada tantenya menggunakan bahasa Belanda.

Kau Tidak Mengingatku - (Tujhe Yaad Na Meri Aaye)

--TITAH--

Oh tuhan cinta datang dengan begitu rasa sakit

Sisa sisa cinta tulus dalam hati

Tidak pernah melewati bibir seseorang

Tidak pernah

Kau tidak mengingatku

Sekarang apa yang harus ku katakan

Kau tidak mengingatku

Sekarang apa yang harus ku katakan

Hatiku menjerit dan Mataku penuh air mata

Sekarang apa yang harus ku katakan

Kau tidak mengingatku

Sekarang apa yang harus ku katakan

Kau tidak mengingatku

Sekarang apa yang harus ku katakan

Hatiku menjerit dan Mataku penuh air mata (2x)

Sekarang apa yang harus ku katakan

Kau tidak mengingatku

Sekarang apa yang harus ku katakan

Kau tidak mengingatku

Sekarang apa yang harus ku katakan

Aku memberikanmu kebahagiaan

Aku memberikanmu senyum dari bibirku

--KAMIL--

Awan rambutmu bergelombang

Ini membawa pesan kesetiaan

--TITAH--

Tapi kau tidak peduli pada cintaku (2x)

Sekarang apa yang harus ku katakan

Kau tidak mengingatku

Sekarang apa yang harus ku katakan

Kau tidak mengingatku

Sekarang apa yang harus ku katakan

Beberapa Hari Kemudian..

Masih Di Rumah Titah.

"Mijn nicht." Mrs. Bonifasius memanggil Titah.

"Ja is tante." jawab Titah.

"Weet je zeker naar Nederland en kies ervoor om daar te settelen en ervoor te kiezen de lezing daar voort te zetten?" tanya Mrs. Bonifasius.

"Ja tante, ik heb besloten om de school daar te vestigen en uit te breiden." jawab Titah.

"Hoe dan zijn je je favoriete universiteit? Hebben ze mijn neefje?"

"Al tante."

"Wat is waar dat ze zei: Ik geloof het niet voordat ze voor het vliegveld vertrekken, ik belijd alleen maar beloken om ervoor te zorgen." kata Mrs. Bonifasius dalam hati.

"Nou je hebt naar de eerste verdeling van je oom wachtend op je te ontbijten. Laat de huishoudassistent met je koffer of tassen dalen. Tante waarschijnlijk voorbereid nieuwe nadat die tante bijeen werd toegekend voor het ontbijt samen."

"Ja is tante."

Di Kamar Mr. Bonifasius dan Istri..

{Mrs. Bonifasius : Assalamu'alaikum Ridwan.}

{Ridwan : Wa'alaikumussalam tante.}

{Mrs. Bonifasius : Tante ingin bertanya apakah Titah sudah mengatakan sesuatu pada kalian?}

{Ridwan : Mengatakan apa ya tante maksudnya, Titah tidak pernah mengatakan apa-apa pada kami tante, memangnya ada apa ya tante?}

{Mrs. Bonifasius : Titah hari ini akan pergi ke Belanda?}

{Ridwan : Tidak tante, Titah tidak bilang kalau dia hari ini dia akan pergi ke Belanda.}

{Mrs. Bonifasius : Berarti kalau begitu dia juga tidak bilang kalau dia tidak akan kembali ke Indonesia lagi. Dia memutuskan untuk pindah kuliah dan menetap di Belanda kamu juga tidak tau?}

{Ridwan : Apa Titah mau pindah kuliah dan menetap di Belanda dan tidak kembali ke Indonesia lagi tante?!}

{Mrs. Bonifasius : Ya Ridwan!! Ya sudah kalau begitu tante sudahi telepon kamu ya sebentar lagi Titah akan berangkat ke bandara. Assalamu'alaikum.}

{Ridwan : Iya tante. Wa'alaikumussalam.}

"Sudah ku duga pasti dia belum memberitahu mereka. Ya sudahlah aku hargai keputusan dari keponakan ku itu, sekarang waktunya turun dan bergabung bersama mereka untuk sarapan." kata Mrs. Bonifasius.