"Ah, yakin ma? Mama akan menikahkan aku dengan Seseorang? Tapi ma, aku bahkan belum mengenalnya. Aku tidak terima!" Teriak G menentang keras mommy nya. panggilan manja tapi memang panggilan yang sopan lantaran panggilan mommy hanya untuk orang berkelas.
"Tentu Mom yakin, Rizal. Kenapa tidak? Mom sudah merencanakan ini dari awal, dengan teman lama mommy, yang juga kamu kenal pastinya." ucap mommy dengan nada santai duduk di sofa dan bergaya ala ratu Piramida, dan kipas yang menutupi sebagian wajahnya.
"Ah, mom... Aku hanya ingin menikah dengan orang yang benar benar aku sayangi, aku lelah bermain wanita." Bukan hal yang mengejutkan lagi mengatakan itu, Rizal anaknya selalu memberi seratus juta Dollar Amerika, untuk membayar keperawanan!! Hal itu sudah diketahui sampai sampai ayahnya jantungan hingga akhirnya meninggal dunia."Maka dari itu, menikah dengan gadis pilihan mommy!" Bentak ibu yang tak mau kalah menanggapi anaknya yang kaya dan anak mami. Rizal memutar bola matanya. Secantik apa gadis perawan itu? Perawan hanya sekali, kalau menikahnya hanya sekali, maka dia menikmatinya cuma sekali. Mengenaskan!pikir Rizal.
Kesialan itu, teringat lagi dibenak orang yang satu ini. Ia tiba tiba ngeri mengingatnya. Baginya, lebih baik menikah dengan Senja daripada orang yang tak dikenalnya. Ibunya bahkan tak memberitahunya seperti apa sosok calon istrinya, tentu dia Tak akan mau menikah dengan nya... Iya, G itu Rizal. Dia menggunakan Nama G untuk umum, karena Rizal itu nama yang ke Indonesia an. Dan sampai sekarang belum ada yang tahu siapa nama asli G bahkan Senja sekalipun.
"G, sebenarnya aku sangat suka padamu. Aku menyesal menolak mu dalam hubungan pacaran kita. Tapi, kau tak akan lagi bersamaku. Kau tahu saja, aku kan menikah." Ucap Senja yang malah makin tak selera memandang es krim itu. Sementara G?, semua kesempatan emas nya roboh. Sial sekali baginya. Dia lebih memilih menolak wanita pilihan mommy nya, begitu pikirannya saat ini! Daripada harus menikah dengan orang tak dikenal, dia lebih memilih kabur dari pernikahan itu, dan biarkan adiknya menggantikan nya.
"Sudahlah, Senja. Aku juga mengalami hal yang sama, aku dipaksa menikah, dan aku tentu akan menolaknya mentah-mentah, meski artinya membangkang terhadap orang tua." Jawab G yang serius. Senja sebenarnya ingin melakukan hal yang sama. Tapi, umur ibu sudah tidak panjang, menikahlah, dan alasan lainnya yang membuatnya tak bisa menolak. Mungkin akan selamanya dia menjadi gadis lemah.
"Sama, G, tapi aku tak bisa menolak ibu, untuk alasan apapun. Jadi biarkan saja, takdir yang akan memilih, aku percaya takdir." Ucapnya dengan mengambil es krim nya kembali, hatinya mulai tenang dan tidak muak lagi dengan es krim yang dibeli bos nya. G hanya melihatnya, melihatnya dengan penuh nikmat, 'oh manisnya dia, andai dialah orang yang diajak nikah paksa dengan ku, berarti tak ada paksaan untukku.' Batinnya masih melihat es krim yang belepotan di mulut Senja.
"Hei, jangan memperhatikan aku saat aku sedang makan, aku jadi tidak enak mau makan!" Teriak Senja lalu memalingkan wajahnya untuk memakan es krimnya, sementara G hanya terkekeh-kekeh dengan tingkah anak buahnya yang pernah menolak nya itu, tolakan yang membuatnya tak bisa move on hingga kini. Bagi Senja, beruntung bos nya baik, jika tidak, sekali ditolak dia pasti sudah bukan lagi dipecat, melainkan membunuh. "cih, siapa juga yang akan melihatmu makan belepotan seperti kandang ayam itu? Menjijikan." Timpal G lalu tertawa, tapi tak dihiraukan oleh Senja, dia lebih memilih fokus ke makanannya dari pada fokus pada orang gila disampingnya itu. "Apa kau bilang, aku tidak salah dengar, kan? Ah, ternyata kau hanya baik 49% Saja, aku menyesal mengenalmu." Timpal baliknya dengan nada santai, membuat G yang terkekeh-kekeh tersedak, berani sekali dia berkata seperti itu? Batin G.
"Hei, berani kau mengatakan itu didepan ku? Aku pecat kau!" Ancamnya tak membuat takut sedikitpun, justru Senja ingin menertawai semua perkataan yang keluar dari laki laki hangat itu. Yakin memecatnya? Mau move on saja susah, kok mau pecat saya? batin Senja yang meremehkan. "Aku tak takut, jika kau memecat ku, mau move on dari ku saja belum bisa, bagaimana cara kau memecat ku?" tanyanya dengan nada yang menginjak injak dan meremehkan.
"Benar benar, aku perhatikan dari tadi, kalian pasangan paling romantis. Kenapa tidak sekalian nikah dan jadi kakek nenek saja?" ucap seseorang berdehem tiba tiba, dia ternyata dari tadi mengawasi Obrolan gila dua pasangan gila itu, yang tak lain adalah Nita. "Nita?!"Ucap Mereka bersamaan karena terkejut, sejak kapan Nita disitu? Apa dari tadi mengawasinya? "Oh, Nita, kamu membuatku kaget saja, aku pangling dengan penampilan kamu, pantas aku tak melihatmu." Untung saja, tak ada niat bercanda, memang Senja hanya berpura pura asik, baginya tak apa.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
"Arghhh, satu lagi hariku yang memalukan. Kenapa, sih, setiap berada di depannya membuatku hangat dan seperti orang gila? Siapa sebenarnya sosok yang membuatku hangat selama ini? Aku ingin memilikinya... Tapi tak ada takdir yang akan membuatnya nyata, jikapun nyata, hanya kereta api yang lewat sekilas di mimpiku..."~Senja
Senja pulang kerumah dengan perasaan cemberut. Ia, dirumah tak se asik tadi, saat ada bos nya. Kenapa hidupnya jadi bergantung pada seseorang seperti ini?, sebelumnya tidak pernah begini. Apalagi pada ibunya yang harus ia urus dua puluh empat jam. Baginya lelah mengatasi semuanya, kecuali G sebagai teman hiburan nya, yang berbeda dari teman lainnya bahkan Nita sekalipun. "Aku pulang." Ibu menyambutnya dengan hangat, pasti ada maunya. batinnya.
"Senja anakku, ibu akan segera menikahkan mu lusa, tidak ada pengunduran lagi. Pesan ibu, kau tidak boleh tidak menuruti suamimu, dilarang membantahnya, dilarang pergi tanpa seizin nya, hanya itu saja, ibu sangat bahagia." Ucap ibu dengan nada lembut pada Senja, mengelus rambut Senja yang sedang duduk dengan termenung tidak percaya. Senja menelan ludahnya, benarkah dia akan menikah?, entahlah, jantungnya berdegup kencang, dengan siapa ia menikah saja tidak tahu, arghh kebahagiaan nya barusan mendadak remuk redam karena kata dari ibunya.
"Ibu, aku bahkan tak mengenalnya, bu. Bagaimana aku bisa menikah dengannya?" ucapnya dengan nada remuk redam, penuh kehancuran. Ibunya mengerti itu, bagaimana perasaan gadis tidak sedih kalau dia menikah paksa dengan orang yang bahkan tak mengenalnya. "Ibu tahu perasaan mu, nak. Maka dari itu, kita akan menemui nya sekarang juga, ibu yakin kau akan cocok dengannya." ucap ibu masih tak mau menyerah membela dua pihak. Senja menoleh dengan matanya yang memerah, tak disangka Senja menangis sejak perjalanan kerumah, selama satu jam!!!
"Ba— Baik, bu." ucapnya terpaksa.