Imah sedang menemani Nastiti belajar, saat pintu terdengar di ketuk dari luar. Imah segera membukanya, dan betapa terkejutnya ia , saat melihat siapa yang datang.
" Bapak, Ibu? Ayo silahkan , silahkan masuk. Maaf kalau berantakan. Tadi saya belum sempat merapikan benang bekas rajutan. "
" Tidak apa-apa, Imah. Bapak kemari mengantarkan Ibu. Sejak kemarin, Ibu ingin bertemu kamu katanya."
Maryam dengan sedikit canggung melangkah masuk dan duduk di sofa. Ia menatap cucunya yang sedang duduk memegang buku bacaan dengan huruf braille.
" Nanas, ini eyang uti, " sapa Maryam. Nastiti tersenyum manis. Maryam langsung memeluk cucunya itu.
" Maafkan Eyang Uti ya....eyang bersalah sama Nanas." Kali ini Maryam tak kuasa menahan tangisnya. Runtuh sudah semua tembok kesombongan yang selama ini ia bangun dengan kokoh.
