Sore itu, Rachel memutuskan untuk pulang cepat. Toh, jam kerja nya juga memang sudah selesai. Dia merasa malas jika harus berpatroli malam ini. Tanpa berpamitan pada Rendy atau Leo ia langsung menuju tempat parkir dan mengemudikan mobilnya pulang.
Wajahnya yang terlihat kesal itu tentu membuat kedua orang tua dan adiknya heran.
"Ada apa sih, kak? Kok bete banget gitu mukanya?"tanya Jesica.
"Siapa yang tidak akan kesal, jika kekasihmu di tuduh pelaku pembunuhan berantai?!"sungut Rachel sambil meraih sepotong tempe dan langsung memasukkan ke dalam mulutnya.
"Maksudnya? Lim? Seorang pembunuh?"ujar Jesica meyakinkan. Rachel mengangguk, "Leo bilang, dia bisa saja Oscar. Apa dia sudah gila?!"rutuk Rachel. Jesica tertawa kecil.
"Kakak jangan langsung terbawa emosi juga kak. Yang namanya curiga kan boleh, sah-sah saja kok."
Rachel mengerutkan dahinya dan menatap Jesica. "Kau mendukung ucapannya?"
Jesica menghela napas panjang.