Erlangga menyentuh bahu Tatiana, "Tatap mataku, apa kau tidak merasakan kerinduan kepadaku? Aku memergokimu mencuri pandang beberapa kali kepadaku ketika di Bandara tadi. Dan, aku melihat tatapan matamu sarat dengan kerinduan. Apa kau masih mau menyangkal perasaanmu sendiri, Tia? Kali ini, sebagai manusia yang terlahir kembali, aku memintamu untuk menjadi istriku. Apa kau bersedia? Tatiana Adhitama?"
Air mata Tatiana menetes seketika. Ya, ia tidak menyangkal ia memang merindukannya. Meski kini dalam penampilan yang sedikit berbeda, namun rupanya perasaan itu tidak bisa dibohongi.
"Tolong jawab, Tatia. Apa kau mau hidup bersamaku? Merajut kenangan yang indah dan menutup lembaran yang sudah lalu?"
Kedua manik indah milik Tatiana menatap Erlangga, perlahan dengan penuh keyakinan Tatiana mengangguk.