Siang itu, Tatiana tidak ke rumah sakit. Setelah ia berbicara dengan Kadita, Galang pun mengantarnya pulang dan langsung berangkat ke kantor. Saat tiba di apartemen, Tatiana pun langsung mengurung diri di dalam kamarnya. Ia ingin merenungi semua yang telah terjadi. Ia tau, bahwa Kadita berharap banyak kepadanya. Begitu juga cinta dari Galang.
Namun, ia tidak bisa abai pada rasa dendamnya. Hans harus membayar semuanya dengan penderitaan yang sama. Tatiana menghela napas panjang. Ia berpikir begitu keras sampai ia tidak menyadari sang ibu sudah masuk ke kamarnya dan tengah menatapnya.
"Apa yang kau pikirkan,Tia?"
Tatiana tersadar dan menoleh pada sang ibu.
"Ibu sudah lama berdiri di situ, kemari bu."
Paramitha tersenyum dan menghampiri putrinya itu. Perlahan ia membelai rambut Tatiana. Tatiana langsung memeluk Paramitha. Saat ini pelukan sang ibu lah yang paling nyaman dan menenangkan.
"Kamu memikirkan apa, Tia?"