Tatiana tiba di kampus di sambut Mikhaila. Mereka memang memiliki cita- cita yang sama untuk menjadi seorang dokter. Saat melihat Tatiana, Mikhaila langsung memeluk dengan erat.
"Aku kira, kau tidak jadi kuliah di sini, Tatia. Aku senang semalam kau menelponku. Eh, ngomong- ngomong semua yang kau pakai baru? Ponselmu juga.....hmmm istri konglomerat yaaa," goda Mikhaila.
Tatiana menghela napas panjang dan mengembuskan nya perlahan.
"Semua pakaianku tidak ada yang aku bawa, Kha. Bahkan sampai dalaman pun istri Hans yang menyiapkan. Aku memang seperti seorang Putri. Seharian aku berada di kamar. Apa yang aku mau sudah tersedia. Bahkan, istri Hans itu memperlakukan aku dengan baik. Tapi, hidupku rasanya bagai di sangkar emas Kha. Aku masih ingin bebas menikmati masa- masa mudaku," keluh Tatiana.
Mikhaila mengelus punggung Tatiana dengan lembut. Sebagai seorang sahabat , Mikhaila ikut merasakan apa yang Tatiana rasakan.