( PERAWAN CINTA)
Tangisku pecah ketika bibi Ijah menangis' dalam pelukan. Aku dan bibi Ijah mencoba saling menguatkan satu sama lain. Agar semua rahasia kami berdua tak terbongkar.
" Ada yang perlu bibi bantu mba Lolita?!" tanya bibi Ijah sambil tersenyum.
" Tak usah. Semua kerjaan rumah sudah beres dan selesai. Bibi istirahat aja seharian. Biar besok bisa bantu aku masak buat acara anniversary pernikahan kedua tahun dengan mas Valir" Ujarku memberitahu.
" Ya ampun mba Lolita pasti capek banget ya semenjak bibi Ijah sakit dan bedrest ( Berbaring di tempat tidur)." ujar bibi Ijah merasa bersalah.
" Enggak capek kok bibi Ijah. Soalnya kan aku di bantu oleh mas Valir yang menjaga sulthan dan Luna. Dan Beatrix yang membantu menyapu,mengepel dan mencuci piring. Jadi pekerjaan aku terasa ringan" Ujarku menjelaskan.
" Owh begitu. Syukurlah kalo mba Lolita di bantu mas Valir dan mba Beatrix. Terus mba Beatrix kemana?! Kok gak kelihatan?!" tanya bibi Ijah.
