Najma sangat malu dengan sikap Aghnia, dia yakin Alif juga merasa sangat kesal kepada Aghnia. Najma kemudian meminta Alif untuk segera kembali ke pesantren. "Gus Alif, kita kembali saja! aku merasa agak lelah karena aku juga baru saja kembali dari mengambil seragam dan kitab tadi." ucap Najma yang langsung diangguki oleh Alif yang juga merasa sangat kesal dengan sikap Aghnia yang menurutnya sangat mengganggu kebersamaannya dengan Najma.
"Baiklah, Najma! kita pulang sekarang." ucap Alif yang langsung membukakan pintu untuk calon istrinya. Sementara Aghnia sudah berada di dalam mobil. Mereka segera meninggalkan toko buku tempat mereka berbelanja tadi dan segera kembali ke pesantren. Saat mereka tiba, Abi Kaif dan Umi Ashila juga Abi Ahfaz dan Umi Azka menggelengkan kepalanya. Mereka kebingungan mencari keberadaan putra dan putri mereka ternyata mereka bertiga malah bersenang-senang.
"Alif, kenapa kamu tidak bilang kalau mau mengajak Najma dan Aghnia pergi?" tanya Kaif dengan nada kesal. Alif hanya tersenyum sedangkan Najma kini meminta maaf kepada Abi dan Uminya. "Abi, Umi, maafkan kami karena pergi tidak meminta ijin dulu. kami tadi terburu-buru sehingga kami lupa berpamitan." ucap Najma sambil menundukkan kepalanya. Dia kemudian segera meminta ijin untuk kembali ke dalam kamarnya karena dia memang merasa sangat lelah.
"Ab,i Umi, aku mau masuk kamar dulu ya! aku merasa sangat lelah." ucap Najma yang langsung meninggalkan semua orang setelah Abi Kaif dan Umi Ashila menganggukkan kepala mereka. Aghnia juga segera memasuki kamarnya sementara Alif meminta ijin kepada Umi dan Abinya juga kedua calon mertuanya untuk pergi lagi, dia masih memiliki urusan yang sangat penting saat ini. "Abi, Umi, ada yang masih harus Aku selesaikan, aku permisi dulu." ucap Alif lalu segera mencium tangan Abi dan Uminya juga kedua calon mertuanya yang hanya bisa menggelengkan kepala mereka.
Alif kemudian segera meninggalkan pesantren dan menuju kembali ke toko buku dan juga toko perlengkapan sekolah. Alif kemudian membelikan Najma alat-alat sekolah yang dibutuhkannya besok karena semua yang sudah dipilih Najma tadi diminta semuanya oleh Aghnia. Alif juga membelikan Najma beberapa barang yang tadi belum sempat dibelikannya. Setelah selesai dan mendapatkan semua yang diinginkannya, Alif segera meninggalkan toko itu lalu dia segera menuju ke sebuah restoran cepat saji. Alif membelikan nasi dan lauk juga minuman kekinian dan salad buah untuk Najma. Setelah membayar semuanya dia segera meninggalkan tempat itu dan segera kembali ke pesantren. Alif sampai di pesantren tepat sebelum adzan maghrib.
Dia melihat Najma sudah bergegas menuju ke masjid pondok putri, Alif kemudian segera memasuki kamarnya dan meletakkan barang-barang yang tadi di belinya di dalam lemari di kamarnya yang kini telah menjadi kamar Najma. Dia juga menaruh makanan untuk Najma di samping tempat tidurnya. Setelah memastikan semuanya aman, Alif segera menuju ke kamar tamu yang sekarang menjadi kamarnya. Letaknya tepat berada di sebelah kamar Najma, dia segera mandi dan berganti pakaian lalu segera menuju ke masjid karena hari ini adalah gilirannya untuk mengimami para jamaah di masjid pondok putra.
Selepas sholat maghrib, Fawwaz menghampiri kakaknya yang tampaknya sedang melamun dan memikirkan sesuatu. Fawwaz langsung duduk bersila disamping Kakanya dan bertanya apa yang menganggunya. Alif kemudian tersenyum dan menceritakan apa yang sejak tadi mengganjal didalam hatinya. "Jadi begitu fawwaz ceritanya, aku tidak habis pikir kenapa mereka memiliki sifat yang sangat jauh berbeda. Aku tahu kalau Najma dan Aghnia bukan saudara kandung, tetapi aku benar-benar tidak menyangka kalau mereka berdua benar-benar seperti langit dan bumi." ucap Alif pada Fawwaz yang menganggukkan kepalanya dan tersenyum.
"Aku juga bersyukur sekali karena akhirnya aku sudah menemukan orang yang tepat untuk pendampingku kelak. Aku akan menunggunya dengan sabar dan akan selalu menyirami perasaan cintaku kepadanya agar dia menjadi semakin subur dan juga bertumbuh dengan besar. Aku berharap aku bisa benar-benar berjodoh dengannya." ucap Fawwaz kepada Alif yang kini mengacak kepala adiknya. Fawwaz, kamu sebaiknya fokus belajar. Sebentar lagi kamu akan menghadapi ujian nasional da kamu juga harus segera memilih jurusan untuk kuliah kelak." ucap Alif yang masih menganggap Fawwaz seperti anak kecil.
"Baiklah Kak! kamu percaya saja kepada adikmu yang paling tampan ini. Aku akan memberikan yang terbaik untuk kalian semua." ucap Fawwaz yang langsung meninggalkan Alif, dia akan mengajar para santri putra sementara Alif akan menghadiri undangan di sekolahnya dulu. Malam ini Alif akan mengisi acara itu sekaligus memimpin do'a penutupnya. Sementara itu, Najma yang baru saja kembali merasa terkejut saat mendapati ada banyak makanan di nakas disamping tempat tidurnya. Dia kemudian mengambil ponselnya dan menemukan beberapa pesan dari Gus tampannya.
Najma tersenyum dan segera membuka kemasan makanan yang dibelikan oleh Alif. Dia kemudian mengirim pesan agar Alif segera datang ke kamarnya. Gus tampan itu segera datang ke kamarnya. Alif segera bergegas saat menerima pesan dari calon istrinya. Sesampainya di depan kamar Najma, dia segera mengetuk pintu dan Najma segera keluar. Najma menyerahkan sebuah papper bag kepada Alif sambil tersenyum. Alif mengerutkan keningnya tetapi kemudian menerima papper bag itu. "Najma, apa ini?" tanya Alif kepada Najma yang langsung memberitahu apa yang ada dalam papper bag itu.
"Ini makanan yang Gus Alif beli tadi. Aku hanya memakan nasi dan minumannya saja, sementara yang lainnya aku akan memberikan kepada Gus Alif karena aku sudah tidak kuat lagi memakannya. Aku tidak mau makanan ini menjadi mubazir nantinya." ucap Najma memberikan penjelasan pada Alif yang langsung membuka papper bag itu. Dia kemudian mengambil salad buah yang kemasan cup 200ml dan kembali memberikannya kepada Najma.
"Yang lain aku terima tetapi salad buah ini harus kamu makan. Ingat! kamu membutuhkan banyak nutrisi agar keadaanmu segera kembali pulih seperti sedia kala." Alif menyentuh kepala Najma dan mengusapnya penuh kasih sayang. Najma sendiri sangat bahagia diperlakukan seperti itu. Mereka segera berpisah karena Najma harus belajar sementara Alif akan segera memakan makanan yang tadi dibelinya. Mereka kembali ke dalam kamar masing-masing.